Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga mengatakan ketimpangan atau ketidaksetaraan gender masih menjadi masalah serius di dunia saat ini.

"Walaupun telah tercapai berbagai kemajuan secara umum, ketimpangan atau ketidaksetaraan gender masih menjadi salah satu masalah yang serius dalam kondisi dunia saat ini," kata Menteri PPPA dalam acara daring CSW 66 Side Event dengan tema "Financial Inclusion and Women MSMEs: Experiences from the Republic of Indonesia and Global Partners", yang diikuti di Jakarta, Rabu.

Kondisi tersebut diperburuk dengan adanya pandemi COVID-19 yang membuat banyak perempuan kehilangan pendapatan, melakukan pekerjaan tak berbayar serta menanggung beban ganda.

Padahal menurutnya partisipasi perempuan sangat penting untuk membangun dunia yang lebih sejahtera.

Baca juga: Laki-laki punya peran dukung kesetaraan gender

Baca juga: KPPPA dorong lembaga keuangan di Indonesia makin inklusif gender


"Berbagai penelitian menunjukkan bahwa partisipasi penuh perempuan sangat penting untuk membangun suatu masyarakat dan dunia yang lebih sejahtera dan berketahanan," katanya.

Bintang menjelaskan lebih dari setengah pelaku UMKM di Indonesia adalah perempuan sehingga sangat penting untuk memberdayakan ekonomi perempuan untuk mencapai pemulihan ekonomi.

"Oleh karena itulah mendorong pemberdayaan ekonomi perempuan dan potensi perempuan harus menjadi bagian dari strategi nasional dan global untuk mencapai pemulihan ekonomi dari pandemi sekaligus mencapai stabilitas ekonomi jangka panjang," tutur Bintang.

Baca juga: Lestari Moerdijat ajak negara anggota ASEAN majukan "gender equality"

Dia menambahkan perempuan perlu didukung dalam menghadapi berbagai tantangan yaitu dengan melakukan edukasi agar mereka memiliki literasi finansial yang baik.

"Kebutuhan untuk mendongkrak literasi keuangan dan finansial maupun digital sangat diperlukan khususnya karena survei terakhir pada tahun 2019 menunjukkan perempuan masih sangat tertinggal," ujarnya.

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022