Jakarta (ANTARA News) - Mantan Menteri Kehutanan, MS Kaban, optimistis bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan melakukan perombakan (reshuffle) kabinet, dan tinggal menunggu waktu yang tepat.

"Waktu yang tepat itu sangat tergantung dengan pada penilaian Presiden, apakah September, Oktober, atau waktu yang lainnya," katanya di Jakarta, Rabu.

Ia menilai, Presiden Yudhoyono cukup berani mengambil keputusan merombak kabinet.

Kaban mencontohkan, pada pemerintahan periode 2004-2009, Presiden Yudhoyono sudah melakukan perombakan kabinet pada saat pemerintahan baru berjalan satu tahun.

Pengamat Politik dari Sugeng Sardjadi Syndicate, Sukardi Rinakit, meyakini Presiden Yudhoyono berani melakukan perombakan kabinet dan tahun ini cukup tepat untuk merombak kabnet.

"Kalau pada tahun lalu, Presiden Yudhoyono masih banyak pertimbangan, maka pada tahun ini sudah tidak banyak pertimbangan lagi," katanya.

Menurut dia, Presiden Yudhoyono tidak begitu mempercayai hasil survei dari lembaga survei karena memiliki penilaian sendiri soal kinerja menteri kabinet.

MS Kaban menambahkan, keputusan Presien Yudhoyono yang dinilainya tepat kadang-kadang tidak terduga.

Pada pemerintahan periode 2004-2009, menurut Kaban, pada malam sebelum Presiden Yudhoyono mengumumkan perombakan kabinet, ia masih berdiskusi dengan Menteri Hukum dan HAM Yusril Ihza Mahendra.

"Malam itu, ketika saya berbicara dengan Yusril, dia optimis tidak akan terkena reshuffle, tapi ternyata esoknya masuk dalam daftar menteri yang terkena reshuffle," katanya.

Sebelumnya, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa mengatakan, Presiden belum memanggil pimpinan (ketua umum) partai-partai politik terkait perombakan kabinet.

"Belum, belum ada pemanggilan terhadap para ketua umum partai politik," kata Daniel melalui pesan singkat, Rabu, saat ditanya wartawan, apakah Presiden telah memanggil para pimpinan partai politik terkait perombakan kabinet.

Menurut dia, saat ini komunikasi antara Presiden dan Wakil Presiden secara langsung terus dilakukan.

"Komunikasi di antara Merdeka Utara dan Merdeka Selatan terus berlangsung dan tidak ada hotline selain di antara dua gedung itu," katanya. Merdeka Utara yang dimaksudnya adalah Istana Presiden, sedangkan Merdeka Selatan adalah Istana Wakil Presiden.

Saat dikonfirmasi wartawan terkait rumor nama-nama menteri ataupun jumlah menteri yang akan dirombak oleh Presiden, Daniel mengatakan, dirinya menutup rapat soal tersebut.

"Terhadap nama dan jumlah menteri yang keluar, atau masuk, atau berpindah posisi, saya tidak bisa menyangkal atau membenarkannya. Saya memilih menutup rapat mulut saya. Biarlah pada saatnya Presiden sendiri yang mengabarkan ihwal penting itu kepada publik," katanya.
(T.R024/B013)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011