Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian mengembangkan program Pertanian Cerdas Iklim (Climate Smart Agriculture/CSA) untuk mengantisipasi perubahan iklim sehingga diharapkan meminimalir berdampak terhadap peningkatan produksi pangan nasional.

Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Kementerian Pertanian (BPPSDM Kementan) Leli Nuryati mengatakan,perubahan iklim secara global saat ini menjadi salah satu tantangan pembangunan sektor pertanian di tanah air.

"Untuk mengantisipasi perubahan iklim perlu penerapan climate smart agriculture," ujarnya dalam webinar bertajuk "Climate Smart Agriculture untuk Pertanian yang Berkelanjutan dan Mendukung Ketahanan Pangan" di Jakarta, Kamis.

Pertanian cerdas iklim atau climate smart agriculture, lanjutnya, merupakan salah satu streegis pengembangan pertanian modern berbasiskan teknologi ramah lingkungan serta cerdas dalam manfaatkan sumber daya alam khususnya air.

Oleh karena itu, melalui penerapan pertanian cerdas iklim para petani diharapkan mampu manfaatkan teknologi informasi atau menggunakan teknologi internet dalam melakukan budidaya pertanian.

Terkait hal itu, Leli menyatakan, BBPSDMP menerapkan pola diseminasi atau penyebaran informasi pembangunan pertanian, edukasi dan pelatihan kepada petani berbasis online untuk membekali mereka teknologi berbasis pertanian cerdas iklim.

Teknologi pertanian cerdas iklim yang bisa diterapkan petani, tambahnya, diantaranya penggunaan bibit unggul, rendah emisi dan bermutu, penggunaan bahan organik, penggunaan puuk berimbang, pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) terpadi dan pengukuran emisi gas rumah kaca.

"Agar penerapan CSA mencapai petani di seluruh Indonesia dapat dilakukan pembelajaran di Kostratani, penyuluh memberi informasi teknologi yang dibutuhkan petani," katanya.

Selain itu Leli juga menyatakan, strategi lain yang dikembangkan Kementan untuk mendukung pertanian cerdas iklim yakni dengan penumbuhan petani milenial, yang diharapkan mencapai 2,5 juta orang hingga 2024.

"Para petani milenial didorong menjadi wirausahawan muda di sektor pertanian," katanya.

Pada kesempatan itu juga diluncurkan buku "Pertanian Cerdas Iklim Indonesia: Konsep dan Teknologi" hasil tulisan Yiyi Sulaeman.

Menurut Yiyi, manfaat penerapan pertanian cerdas iklim di antaranya mampu meningkatkan hasil pertanian, menekan dampak negatif terhadap lingkungan, pemanfaatan lahan dan sumberdaya yang optimal dan ketangguhan terhadap perubahan iklim.


Baca juga: BKF: Reformasi subsidi energi hasilkan anggaran untuk perubahan iklim

Baca juga: Varietas tahan iklim perlu didorong untuk dukung ketahanan pangan

Pewarta: Subagyo
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022