Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan Indonesia akan menunjukkan kearifan lokal pada upaya pengurangan risiko bencana, dalam perhelatan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) di Provinsi Bali pada 23-28 Mei 2022.

BNPB terus menyempurnakan persiapan dalam menyambut para delegasi dari 193 negara dalam perhelatan tersebut, salah satunya menunjukkan kisah baik kearifan lokal dalam penanggulangan bencana.

“Selain memperoleh konsep tertulis dalam kegiatan konferensi dan diskusi, para delegasi dapat melihat secara langsung apa yang ditonjolkan Indonesia dalam upaya pengurangan risiko bencana bersama masyarakat,” ujar Suharyanto dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Kamis.

Baca juga: BNPB dorong Gorontalo optimalkan pembangunan berbasis risiko bencana

Suharyanto saat berkunjung ke Desa Wisata Penglipuran, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, mengatakan modal sosial berupa kearifan lokal ini merupakan cerita yang dapat dipelajari para delegasi dunia, pada program kunjungan lapangan atau "field visit."

Kearifan lokal ini merupakan bagian kehidupan masyarakat Bali yang juga dimanfaatkan sebagai upaya pengurangan risiko bencana.

Melalui adanya Desa Wisata Penglipuran, para delegasi dapat melihat bahwa sejak dahulu Indonesia telah melakukan upaya pengurangan risiko bencana melalui hidup yang harmonis dengan alam.

“Di sini merupakan salah satu contoh dari masyarakat Indonesia yang sejak dulu harmonis dengan alam dalam pembangunan dan tata ruang, serta tidak ingin merusak alam. Hal ini menjadi salah satu hal yang disepakati dalam pengurangan risiko bencana,” ujar Suharyanto.

Ia berharap dengan melihat salah satu desa ini, para delegasi dapat melihat Indonesia selain memiliki konsep internasional terkait pengurangan risiko bencana.

Suharyanto turut mengungkapkan, nilai gotong royong yang dilakukan masyarakat Desa Wisata Penglipuran dapat menjadi contoh dalam penguatan penanggulangan bencana.

Baca juga: BNPB-Pemda Bali mutakhirkan rencana kontinjensi jelang GPDRR 2022

Para delegasi nantinya dapat melihat masyarakat desa tersebut sering berkumpul dan berdiskusi untuk menyatukan sikap terlebih tidak ada sekat. Selain itu juga dapat melihat Hutan Bambu yang dimiliki masyarakat desa, dan mereka sepakat untuk melestarikan dengan adanya peraturan untuk tidak dijual maupun ditanami tanaman lainnya.

“Inilah gotong royong yang harus kita tonjolkan kepada para delegasi bahwa gorong royong menjadi modal Indonesia dalam penguatan upaya pengurangan risiko bencana,” ujar dia

Sementara itu, penanggung jawab Desa Wisata Penglipuran Nengah Monang turut menjelaskan upaya risiko bencana yang sesuai dengan ajaran agama yang dianut oleh agama Hindu.

“Kita turut mengambil filosofi Tri Hita Karana yang merupakan falsafah hidup harmonis dengan Tuhan, alam sekitar dan sesama manusia. Filosofi yang kami pegang dalam membangun desa ini turut menjadi upaya bersama dalam pengurangan risiko bencana, khususnya melestarikan alam,” ujar Nengah.

Kunjungan ke Desa Penglipuran akan dijadwalkan pada 28 Mei 2022 mendatang. Fasilitas terkait mitigasi bencana seperti papan arah jalur evakuasi dan titik kumpul maupun protokol kesehatan telah dipersiapkan untuk menyambut kedatangan para delegasi.

Baca juga: Kepala BNPB optimis motoGP dan penanganan COVID-19 berjalan beriringan
Baca juga: BNPB-BMKG terapkan program IDRIP ke 25 provinsi risiko tinggi tsunami

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022