Jakarta (ANTARA) - Ketua G20 Education Working Group (EdWG), Iwan Syahril mengatakan semangat solidaritas dan kemitraan atau gotong royong menjadi salah satu hal yang utama dalam mendukung bangkitnya dunia pendidikan dari setiap tantangan.

“Kita semua berupaya bersama. Kita bisa melewati tantangan, jika kita berjalan berdampingan menuju pemulihan,” ujar Iwan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Belajar dari pengalaman di masa pandemi, kolaborasi lintas sektoral perlu didorong guna memastikan kesiapan anak-anak sebagai generasi penerus menghadapi tantangan masa mendatang. Dia juga menekankan pentingnya segenap pihak untuk mengesampingkan perbedaan dan mau bekerja sama demi memulihkan pendidikan.

Baca juga: Indonesia ajak dunia tata dan bangun sistem pendidikan

“Belajar dari pengalaman (pemulihan pembelajaran di masa pandemi) ini, kami lebih optimistis untuk mendorong kolaborasi lintas sektoral, antara publik dan swasta, serta kemitraan antara sektor pendidikan dan industri," ucapnya.

Yang menjadi fokus Pemerintah Indonesia, kata Iwan, memastikan siswa akan sepenuhnya siap menghadapi tantangan masa depan, termasuk kebutuhan keterampilan kerja yang berubah.

“Kita perlu memastikan anak-anak kita menyadari dengan baik situasi yang akan mereka hadapi. Berdasarkan pertimbangan itu, Kemendikbudristek telah membuka sekat-sekat di dalam sistem pendidikan tinggi dan menghadirkan kolaborasi lintas sektoral yang bermakna dan bermanfaat,” papar Iwan.

Iwan yang juga menjabat Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek itu mengangkat dua konsep Merdeka Belajar sebagai contoh nyata komitmen Indonesia dalam mengadopsi semangat solidaritas dan kemitraan di bidang pendidikan.

Bentuk kolaborasi kalangan akademisi dengan swasta dalam menyokong jenjang pendidikan tinggi, sejalan dengan konsep Merdeka Belajar Episode Kedua, yakni Kampus Merdeka, yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan sesuai bakat dan minat masing-masing dengan terjun langsung ke dunia kerja.

Sedangkan wujud kolaborasi pemerintah dengan penyelenggara pendidikan tinggi ditunjukkan melalui transformasi dana pemerintah untuk pendidikan tinggi, sebagai bagian dari Merdeka Belajar Episode Keenam.

Menggarisbawahi apa yang disampaikan Indonesia selaku pemimpin EdWG G20 tentang pentingnya solidaritas dan kemitraan atau gotong royong dalam pemulihan pendidikan, Ketua Delegasi Argentina Marina Larrea mengatakan pihaknya sangat berterima kasih kepada Indonesia, karena telah menjadikan Solidaritas dan Kemitraan sebagai agenda prioritas.

“Gotong royong sangat menginspirasi kami," kata Marina.

Sebelumnya, Argentina memimpin Presidensi G20 pada tahun 2018. Semangat dari kemitraan itu juga diakui oleh para delegasi, kata Ketua Delegasi Spanyol Andres Contreras Serrano.

Baca juga: Mendikbudristek buka agenda pertemuan G20 EdWG di Yogyakarta

Baca juga: Kemendikbudristek : EdWG perkuat komitmen perluas akses pendidikan


“Di bawah semangat gotong royong, solidaritas secara global bukan hanya menjadi kepentingan moral, tetapi juga untuk kepentingan semua orang. Negara-negara G20 memiliki kepentingan moral untuk memberikan kontribusi mendasar bagi pembentukan strategi solidaritas yang membantu semua negara di dunia untuk meningkatkan sistem pendidikan mereka,” kata Andres.

Kemendikbudristek pada sesi ini juga mengundang Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Mira Tayyiba selaku Chair G20 Digital Economy Working Group (G20 DEWG) dan Ketua Think20 Engagement Group, Djisman Simanjuntak untuk menyampaikan perspektif mereka kepada delegasi G20 EdWG.

Delegasi Jerman Rebecca Stock mengatakan pihaknya mendapatkan masukan dan perspektif dari pembicara di luar EdWG sangat menginspirasi.

“Terima kasih Indonesia telah memilih agenda prioritas Solidaritas dan Kemitraan. Agenda prioritas ini adalah pilihan yang tepat,” kata Stock.

Pewarta: Indriani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022