Sinergi inilah yang kita harapkan bisa mengembangkan industri kecil. Ke depan, kita juga juga ingin membuat baterai dan transmisinya, Insya Allah sepeda motor ini 100 persen TKDN
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong penggunaan produk lokal atau TKDN hingga 100 persen dalam program konversi sepeda motor dari bahan bakar minyak ke listrik.
 
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengapresiasi dukungan dari Kementerian Perhubungan yang sudah bisa melakukan dukungan sertifikasi kemudian juga dari POLRI, terkhusus Polda Metro Jaya yang bisa memberikan berbagai kemudahan untuk administrasi.

"Sinergi inilah  yang kita harapkan bisa mengembangkan industri kecil. Ke depan, kita juga juga ingin membuat baterai dan transmisinya, Insya Allah sepeda motor ini 100 persen TKDN," ujarnya di Jakarta, Kamis.
 
Saat ini, biaya konversi sepeda motor BBM ke listrik sekitar Rp10 juta per unit. Namun, seiring dengan pertumbuhan industri lokal yang menyediakan berbagai komponen konversi, maka biaya konversi tersebut akan lebih murah.

Kementerian ESDM punya ambisi untuk melakukan konversi ratusan juta unit sepeda motor di seluruh Indonesia agar tak lagi mengonsumsi minyak.
 
Program konversi itu sebagai dukungan untuk pengembangan ekosistem kendaraan listrik nasional, sekaligus mengurangi beban impor minyak dan menekan emisi karbon dari sektor transportasi agar Indonesia bisa mencapai target netralitas karbon pada 2060.
 
Menteri Arifin menyampaikan bahwa pihaknya juga bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UKM untuk membangun bengkel sepeda motor listrik berbasis usaha, mikro kecil, dan menengah (UMKM) karena program konversi tidak bisa dilakukan oleh bengkel-bengkel resmi P3TKE Kementerian ESDM.
 
"Knowledge ini nanti akan kita kembangkan ke UMKM," kata Arifin.
 
Sejak 2019, Kementerian ESDM telah mencetus inisiatif untuk melakukan konversi sepeda motor BBM ke listrik. Kala itu jumlah sepeda motor hanya 10 unit.
 
Kemudian, pada 2021, program konversi bertambah menjadi 100 unit sepeda motor yang berasal dari seluruh satuan kerja Kementerian ESDM di wilayah Jabodetabek.
 
Sebanyak 100 sepeda motor itu telah lulus uji dan layak jalan, serta mendapatkan pelat nomor berwarna biru dari pihak kepolisian.
 
Proses konversi itu mengikuti Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 65 Tahun 2020 tentang konversi sepeda motor bakar menjadi sepeda motor listrik berbasis baterai. Motor listrik tersebut telah lolos uji endurance 10.000 kilometer selama 48 hari dengan menempuh jalan menanjak, turunan, macet dalam kondisi hujan maupun panas.
 
Program konversi tersebut memberikan manfaat berupa penghematan BBM sebanyak 1 liter per hari per unit atau total 34 kiloliter per tahun dan penurunan emisi karbon dioksida sebesar 0,72 ton per hari per unit atau total sebesar 24,4 ribu ton karbon dioksida per tahun.
 
Selanjutnya manfaat lain adalah penambahan konsumsi listrik sebanyak 2 kWh per hari per unit atau total sebesar 72 MWh per tahun dan efek berganda dari transaksi belanja komponen konverter kit di dalam negeri, sekaligus memberikan pelatihan ketrampilan baru bagi teknisi bengkel, siswa SMK, vokasi, dan bengkel UKM.
 
Setelah berhasil melakukan konversi 100 unit sepeda motor BBM ke listrik pada 2021, Kementerian ESDM kini melanjutkan kembali program konversi dengan menyasar 1.000 unit sepeda motor bekerja sama dengan PLN dan Pertamina.
 
Menteri Arifin mengatakan program konversi itu akan dimulai dari Jakarta, lalu meluas hingga ke berbagai daerah. Ia menginginkan dukungan ketersediaan baterai sepeda motor listrik ke depan.
 
"Tentu saja untuk bisa merealisasikan ini harus ada dukungan dan kerja sama dari seluruh instansi," katanya.

Baca juga: Kementerian ESDM pamerkan keberhasilan konversi 100 motor listrik

Baca juga: Menperin apresiasi Hyundai realisaikan produksi kendaraan listrik

Baca juga: Menperin optimistis Indonesia jadi pemain kunci kendaraan listrik

 

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022