Jakarta (ANTARA) - Sal Priadi kisahkan cerita hidupnya dalam maxi-single terbarunya yang bertajuk “Markers and Such”.

Dikutip dalam siaran persnya Jumat, Sal mengaku sempat stres karena merasa harus menulis karya dengan cara penyampaian yang sama dengan album pertama. Namun akhirnya dia pun memutuskan untuk tidak terpaku terhadap hal tersebut.

"Gue sempat stres karena merasa gue harus menulis karya dengan nafas dan cara penyampaian yang sama dengan album pertama,” ungkap Sal.

“Sampai akhirnya bisa gue lepasin. Gue bebas. Gue cuma mau nulis apa yang gue rasakan pada saat itu. Sehingga muncul tema-tema seperti rumah, anak, dan istri gue,” tambahnya.

“Markers and Such” yang dirilis hari ini memuat tiga lagu yang masing-masing berjudul “Kita Usahakan Rumah Itu”, “Mesra-mesraannya Kecil-kecilan Dulu”, “Lewat Sudah Pukul Dua, Makin Banyak Bicara Kita”.

"Kita Usahakan Rumah Itu” adalah proyeksi rumah impian Sal dan keluarga yang sedang dituju. “Urusan perabotan dan wangi-wangian, ku serahkan pada seleramu yang lebih maju,” tulis Sal dalam liriknya tanpa ada kiasan, tanpa terdengar risi.

“Prosesnya bukan hanya soal pengkaryaan, tapi bagaimana gue menerima bahwa gue sudah berubah secara hidup. Ketika gue menikah, perasaan gue terasa nyata. Tidak lagi mengawang akan sebuah perasaan seperti penciptaan karya yang terdahulu,” terangnya.

Selanjutnya, “Mesra-mesraannya Kecil-kecilan Dulu” adalah bentuk kasih Sal sebagai seorang ayah kepada anak. Sal menjelaskan bahwa ini kali pertamanya menulis lagu dan langsung menyanyikan perasaan yang sedang dia rasakan.

“Karena gue benar-benar sedang merasakan itu. Kalau di karya-karya sebelumnya, gue rekam dengan membalikan lagi perasaan dulunya seperti apa. Sedangkan ini, kali pertama gue menuliskan dan langsung menyanyikan perasaan yang sedang gue rasakan,” kata Sal.

Sedangkan di “Lewat Sudah Pukul Dua, Makin Banyak Bicara Kita”, Sal melibatkan kolaborator Mahatamtama Arya Adinegara dari kuartet pop Coldiac.

“Dia teman lama gue. Masalah percintaan, gue cerita ke dia. Begitu juga sebaliknya.” ungkap Sal.

Lebih lanjut dia mengatakan, sesuai judulnya, lagu ini merupakan tangkapan momen ketika Sal dan istri kerap melewati percakapan berarti hingga pukul dua pagi.

"Gue dan dia itu relatif baru kenal. Lalu kita menikah dan punya anak. Sehingga proses perkenalannya kami lewati di masa ketika kami sudah menikah. Walaupun ketika pacaran, kami sering berbincang hingga larut juga. Lagu ini menangkap momen tersebut,” pungkasnya.

Baca juga: "Berbeda Bersama Festival" sajikan pertunjukan musik lintas genre

Baca juga: Edwin tentang alihwahana "Seperti Dendam" dan kolaborasi lintas negara

Baca juga: Shaggydog hadirkan "Di Sayidan" versi keroncong dan kolaborasi spesial


Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022