Banda Aceh (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) akan menggandeng 340 perguruan tinggi di Indonesia dalam upaya melakukan berbagai program untuk percepatan penurunan angka kelahiran anak dalam kondisi kerdil.

Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN, Dwi Listyawardani di Banda Aceh, Jumat, mengatakan program itu akan dikemas dalam bentuk matching fund Kedaireka pada 2022. BKKBN akan menjadi mitra perguruan tinggi dan segera mengajukan proposal kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbudristek.

Baca juga: RI perlu contoh negara lain agar stunting turun 3,4 persen per tahun

“Dengan harapan lebih dari 340 perguruan tinggi di Indonesia ini bisa mendapatkan dana dari Dikti untuk mendukung percepatan penurunan angka kekerdilan,” kata Dwi.

Dwi menjelaskan BKKBN sudah mengajukan anggaran minimal sebesar Rp110 miliar untuk program matching fund. Nantinya, perguruan tinggi mendapatkan dana dari Dikti, tergantung proposal yang diajukan setiap perguruan tinggi.

“Semakin bagus proposalnya, semakin strategis proposalnya, akan menjadi prioritas,” kata Dwi.

Menurut Dwi, dalam platform Kedaireka penanganan kekerdilan menjadi program prioritas. Pihaknya juga sudah bertemu dengan konsorsium di masing-masing provinsi, dengan harapan program penurunan angka kekerdilan dengan kampus berjalan dengan lancar.

Baca juga: Pakar: Stunting ancam bonus demografi 2045

Baca juga: BKKBN: Angka anemia tinggi berpotensi lahirkan anak stunting


Rencananya, kata Dwi, pihaknya akan mendampingi 318 kabupaten/kota melalui program ini pada 2022. Di masing-masing daerah akan ada 10 desa prioritas yang didampingi mahasiswa melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik dan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

“Ini bentuk pemikiran sangat riil, masing-masing melakukan tugas dan fungsi, dari sumber pendanaan sendiri-sendiri, tapi berjalan secara sinergi,” kata Dwi.

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022