Kami telah membentuk tim khusus.
Sumenep (ANTARA) - Aparat Polres Sumenep membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus penembakan pelaku begal sepeda motor hingga tewas oleh lima anggota polisi pada 13 Maret 2022.

"Kami telah membentuk tim khusus. Tim ini bertugas melakukan investigasi terkait kasus penembakan anggota kami pada terduga pelaku begal sepeda motor hingga yang bersangkutan tewas," kata Kapolres AKBP Rahman Wijaya, di Sumenep, Jawa Timur menanggapi protes massa pengunjuk rasa di Mapolres Sumenep, Jumat.

Puluhan orang yang mengatasnamakan diri Pemuda Penegak Hukum (PPH) Sumenep, Jumat pagi, berunjuk rasa menuntut institusi itu mengusut tuntas kasus penembakan pelaku begal sepeda motor hingga mati.

Menurut korlap aksi Fathor Rosi, penembakan pelaku begal sepeda motor hingga tewas melanggar ketentuan dan tidak sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP).

"Seharusnya dilumpuhkan saja, bukan ditembak mati. Karena itu, kami mendesak agar personel polisi yang melakukan penembakan diberi sanksi," katanya.

Fathor dan para pengunjuk rasa lain menilai, penembakan pelaku begal oleh lima anggota polisi itu, sudah melanggar prosedur, apalagi telah ditemukan ada enam peluru yang bersarang di tubuh korban.

"Sangat tidak masuk akal jika alasannya untuk melumpuhkan, tapi jumlah tembakan yang dilepas sebanyak enam kali," katanya pula.

Unjuk rasa memprotes penembakan pelaku begal sepeda motor hingga tewas di Mapolres Sumenep, Jumat itu merupakan gelombang kedua.

Gelombang pertama digelar pada Kamis (17/3) oleh aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sumenep.

Terduga pelaku begal sepeda motor yang ditembak polisi hingga tewas itu bernama Herman (24), warga Dusun Polay Timur, Desa Gadu Timur, Kecamatan Ganding, Sumenep.

Ia tewas setelah diberondong enam kali tembakan oleh polisi di Jalan Adirasa, Kolor, Sumenep sekitar pukul 16.30 WIB, Minggu (13/3).

"Aksi yang kami lakukan ke Mapolres Sumenep ini bukan dalam rangka membela pelaku begal, akan tetapi membela nilai-nilai kemanusiaan. Memang benar si begal itu salah, akan tetapi tidak seharusnya ditembak hingga mati," kata peserta aksi lainnya, Muhammad.
Baca juga: Polisi tembak pembegal ayah dan anak
Baca juga: Kapolres Bangkalan: dua begal ditembak mati karena melawan petugas

Pewarta: Abd Aziz
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2022