Jakarta (ANTARA) - Pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (The Daddies) menilai pertemuan dengan Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri yang merupakan junior di Pelatnas PBSI Cipayung menjadi bukti regenerasi sektor ganda putra bulu tangkis di tubuh timnas berjalan dengan baik.

Meski harus berebut gelar juara dengan rekan senegara, tapi pasangan peringkat dua dunia menyimpan rasa senang karena masa depan ganda putra Indonesia masih berada pada jalur yang tepat.

"Saya senang karena regenerasi di sektor ganda putra sudah berjalan baik. Ada pasangan pelapis yang bisa lolos ke final All England. Ini menunjukkan bahwa regenerasi sudah berjalan dengan baik," kata Hendra lewat keterangan tertulis PP PBSI di Jakarta, Minggu.

Baca juga: Ganda putra pastikan gelar juara dan runner-up All England 2022

Rasa bangga juga turut diungkapkan Ahsan, karena dengan sesi All Indonesian Final maka Skuad Merah Putih dipastikan memboyong gelar juara bergengsi dari Birmingham.

"Yang pasti regenerasi sudah berjalan di jalur yang tepat. Saya senang dengan hadirnya Bagas/Fikri bisa ke final. Yang pasti dengan terjadinya all Indonesia final, sudah pasti ada satu gelar juara bisa kita bawa pulang," Ahsan menyebutkan.

Mengingat pentingnya status juara dari turnamen bulu tangkis yang sudah memasuki edisi ke-114, pasangan berjuluk The Daddies akan tetap siap tempur dan mengeluarkan potensi terbaik.

"Kami tetap akan 'fight' meski berhadapan dengan rekan sendiri. Besok kami akan tetap main maksimal," tutur Hendra.

"Kami pun ingin juara. Kami akan berjuang habis-habisan. Meski tidak mudah juga berjumpa rekan sendiri di final," kata Ahsan menambahkan.

Baca juga: Menang perang saudara kontra Minions, Bagas/Fikri ke final All England

Pasangan peringkat dua lolos ke partai puncak setelah menaklukkan ganda putra sal China, He Ji Ting/Tan Qiang di babak empat besar dengan skor 21-16, 14-21, 21-13.

Penampilan The Daddies pada Sabtu petang memunculkan sambutan positif dari pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi, yang melihat performa mereka tidak kalah dari pemain-pemain muda.

Meski kondisi Ahsan tidak prima, pasangan juara All England 2014 dan 2019 itu tetap berjuang keras agar lolos ke final, yang menjadi sejarah final sesama wakil Indonesia di All England.

"Luar biasa, walau kondisi tidak prima, tetapi Hendra/Ahsan bisa memanfaatkan segala pengalaman mereka. Mereka punya mental juara dan daya juang tinggi di tengah lapangan. Mereka juga tidak mudah menyerah. Perjuangan Hendra/Ahsan itu bisa menjadi contoh bagi pemain-pemain muda Indonesia," kata Herry.

Baca juga: Tunggal putra Indonesia rontok di perempat final All England 2022
Baca juga: Apriyani batal ke Swiss dan Korea demi pulihkan cedera betis

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2022