Karawang (ANTARA) - Kemacetan dan kondisi jalan berlubang kini menjadi tantangan bagi para pengguna jalan Tol Jakarta-Cikampek.

Pada lima hingga sepuluh tahun sebelumnya, kepadatan arus lalu lintas di jalan Tol Jakarta-Cikampek hanya terasa saat musim mudik lebaran, kini kemacetan hampir di ruas ini hampir setiap sore terjadi, tepatnya di ruas jalan tol wilayah Bekasi.

Namun sekarang, pada akhir pekan kepadatan kendaraan mengakibatkan kemacetan sudah semakin parah di jalan Tol Jakarta-Cikampek mulai dari wilayah Karawang hingga Bekasi.

Karena itulah dibangun Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampel Sheikh Mohammed Bin Zayed (Japek MBZ).

Namun kemacetan pada tol Jakarta-Cikampek tetap tak terhindarkan di waktu-waktu tertentu seperti saat long weekend dan musim mudik lebaran.

"Sudah bingung mau komentar apa, setiap lewat tol ini pasti macet, padahal sudah ada jalan layang," kata Imron, salah seorang sopir truk yang rutin melintasi jalan Tol Jakarta-Cikampek tiga kali dalam sepekan.

Dari arah Cikampek dan sekitarnya menuju arah Jakarta, kemacetan hampir terjadi setiap sore hari. Saat memasuki KM 50 ke arah Jakarta, arus lalu lintas sudah tersendat. Kondisi itu terjadi hingga wilayah Bekasi.

Kemudian saat kemacetan semakin parah, petugas melakukan penanganan dengan cara menerapkan contraflow.

Imran dan sejumlah sopir yang sering melintasi jalan Tol Jakarta-Cikampek tak hanya mengeluhkan kemacetan di jalan 'berbayar' tersebut.

Sejumlah sopir mengeluhkan kondisi jalan Jakarta-Cikampek banyak yang berlubang yang bisa merusak kendaraan dan bahkan bisa mengakibatkan kecelakaan.

"Saya beberapa kali dikejutkan kendaraan yang tiba-tiba pindah lajur, menghindari lubang," kata Samsuri, seorang pengguna jalan Tol Jakarta-Cikampek saat ditemui di rest area KM 42 jalan Tol Jakarta-Cikampek.

Saat melintasi jalan Tol Jakarta-Cikampek arah Jakarta ia mengambil lajur tengah, tapi sebuah kendaraan di depannya yang berada di lajur cepat secara tiba-tiba langsung pindah ke lajur tengah.

Otomatis Samsuri menginjak rem secara mendadak. Beruntung di belakangnya jarak kendaraan cukup jauh, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Saya lupa kejadiannya di kilometer berapa, yang pasti di jalan Tol Jakarta-Cikampek antara wilayah Karawang dan Bekasi. Ketika itu saya sempat menoleh ke jalur cepat setelah kejadian itu, ternyata ada lubang yang cukup parah di lajur kanan," ungkapnya.

Dampak kondisi jalan berlubang di jalan Tol Jakarta-Cikampek juga dikeluhkan oleh Deni, pengendara asal wilayah Cikampek, Karawang.

Ia mengaku pernah mengalami hal yang mengkhawatirkan akibat tak sengaja menghantam lubang di jalan Tol Jakarta-Cikampek.

Saat hendak ke Jakarta bersama keluarga, baut roda mobilnya patah dan bengkok setelah menghantam lubang yang cukup parah di jalan Tol Jakarta-Cikampek, tepatnya di antara Bekasi Timur dan Bekasi Barat.

"Saya memang ketika itu mengendarai kendaraan dengan kecepatan antara 80-100 kilometer/jam. Jadi sulit menghindari lubang, apalagi kondisi arus lalu lintas sedang ramai," ungkapnya.

Ia mengaku sebelumnya tak menyadari kalau salah satu baut roda mobilnya patah. Dirinya baru tersadar saat mengganti ban mobilnya karena bocor sehari setelah kejadian.

"Baut roda mobil bagian depan sebelah kiri salah satunya patah, tiga baut lainnya bengkok. Kalau tahu kondisinya begitu, saya tidak berani bawa mobil dari Jakarta ke Cikampek," kata Deni yang bekerja di salah satu perusahaan di Karawang.

Pengendara lain asal Dawuan Karawang, Nurwenda juga menyampaikan kisah pilu setelah menjadi korban jalan berlubang di jalan Tol Jakarta-Cikampek.

Saat ini ia mengaku tidak berani melintasi jalan Tol Jakarta-Cikampek dengan kecepatan tinggi, dan kini lebih berhati-hati. Karena beberapa waktu lalu nyaris mengalami kecelakaan akibat kondisi jalan yang berlubang di jalan Tol.

"Saya pernah menghantam lubang di jalan Tol Jakarta-Cikampek sampai ban belakang bagian kanan robek dan velg nyaris patah. Memang saat itu saya mengendarai dengan kecepatan tinggi. Alhamdulillah, saya sangat bersyukur saat itu kendaraan bisa langsung terkontrol, sehingga tidak terjadi kecelakaan parah," ungkapnya.

Diakuinya kalau saat itu dirinya hendak ke Jakarta, tergesa-gesa karena ada keperluan mendadak. Sehingga membawa kendaraannya dengan kecepatan tinggi.

Selain itu, masih seputar dampak jalan berlubang di jalan Tol Jakarta-Cikampek, ada juga kesaksian dari Hendra, pekerja salah satu toko ban dan velg di wilayah Karawang Timur, Karawang.

Ia menceritakan cukup banyak pelanggannya yang terpaksa mengganti velg karena menjadi bengkok,  setelah menghantam lubang di jalan tol.

"Ini bukan satu atau dua saja, cukup banyak pengakuan pelanggan seperti itu," ujarnya.

Dalam mengatasi jalan berlubang, pihak Jasa Marga rutin melakukan pekerjaan rekonstruksi rigid pavement.

Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga Dwimawan Heru menyampaikan kalau pekerjaan rekonstruksi rigid pavement di ruas jalan Tol Jakarta-Cikampek merupakan bagian dari upaya meningkatkan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan.

Dalam melakukan pengerjaan rekonstruksi rigid pavement, pihak Jasa Marga telah menyiapkan mitigasi risiko. Di antaranya pengalihan arus lalu lintas yang terdampak sebelum area kerja, mempersempit area kerja, persiapan contra flow serta gardu reversible apabila kondisi lalu lintas kendaraan padat, serta berkoordinasi dengan pihak kepolisian Patroli Jalan Raya (PJR) dan PT Jasamarga Tollroad Operator (JMTO).

"Kami banyak sekali kerjaan (perbaikan jalan)," katanya.

Jalan Tol Jakarta-Cikampek itu sendiri memiliki panjang sekitar 83 kilometer, melintasi wilayah Jakarta, Bekasi, Karawang dan Cikopo, Purwakarta.

Dikutip dari laman resmi Jasa Marga, jalan Tol Jakarta-Cikampek mulai dioperasikan sejak tahun 1988.

Jalan tol ini menghubungkan Kota Jakarta dengan Cikampek, menjadi salah satu infrastruktur penting nasional dan menjadi urat nadi trasportasi yang menghubungkan Jakarta dan Bekasi dengan kota-kota lain di Pantai Utara Jawa (Pantura).

Pelayanan lalu lintas di Jalan Tol Jakarta-Cikampek ini dipantau selama 24 jam, baik itu melalui cctv maupun melalui kendaraan Layanan Jalan Tol dan Patroli Kepolisian.
 

Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2022