Kupang (ANTARA) - Satu dari tiga nelayan asal Kabupaten Rote Ndao, NTT, Riki Balu yang ditemukan selamat akibat kapal Kuda Laut tenggelam di perairan pulau Pasir, dilarikan ke Royal Perth Hospital di Perth Australia akibat tak sadarkan diri hingga Senin ini.

Pelaksana Fungsi Konsuler Konsulat Republik Indonesia di Darwin Yulius Mada Kaka, dihubungi ANTARA dari Kupang, Senin, mengatakan Riki masih dirawat intensif di RS tersebut karena masih kritis.

"Sementara dua temannya lagi yang dalam keadaan sehat pagi tadi sudah dijemput oleh petugas dari Darwin dan saat ini sedang dalam perjalanan menuju Darwin dan ditargetkan tiba di Darwin pada Selasa (22/3) besok," katanya.

Yulius mengatakan bahwa Riki Balu yang kini dirawat Royal Perth Hospital dijemput menggunakan helikopter setelah petugas melihat bahwa kondisi nelayan asal Rote itu tidak sadarkan diri.

Baca juga: YPTB mendesak Indonesia batalkan seluruh perjanjian dengan Australia

Baca juga: 19 ABK KM Bandar Nelayan tiba selamat diantar kapal Australia


Pada awalnya petugas dari Australia ingin mengantarkan Riki ke salah satu pulau Broome yang ada di bagian barat Australia untuk mendapatkan pertolongan.

Namun, setelah dirawat di RS di pulau itu, dokter setempat mengaku tak bisa berbuat apa-apa sehingga langsung dibawa terbang kembali menggunakan helikopter ke Perth untuk kemudian dirawat.

Sementara itu, ujar Yulius, untuk dua rekan dari Riki Balu yang kini dalam perjalanan ke Darwin ditargetkan akan tiba pada pukul 10.00 waktu setempat.

Nantinya usai tiba di Darwin, keduanya akan diproses untuk dipulangkan dari Australia ke Indonesia, sambil melihat kesehatan dari keduanya.

Untuk koordinasi, ujar dia, pihaknya juga saat ini masih terus menjalin komunikasi dengan SAR Kupang untuk proses pencarian sembilan nelayan yang hingga kini masih hilang setelah kapalnya tenggelam di perairan pulau pasir pada Sabtu (19/3) lalu.*

Baca juga: Kapal Australia repatriasi nelayan Indonesia yang kecelakaan di laut

Baca juga: Empat nelayan Indonesia dipulangkan dari Australia

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022