London (ANTARA) - Kremlin menyatakan embargo minyak Rusia akan mengganggu pasokan energi di Eropa, tapi tidak berpengaruh pada Amerika Serikat.

Sejumlah menteri luar negeri dari negara-negara Uni Eropa (EU) tengah mendorong embargo minyak sebagai bagian dari sanksi putaran kelima terhadap Rusia atas invasi di Ukraina. 

"Embargo seperti itu akan berdampak sangat serius pada pasar minyak dunia, berdampak sangat buruk bagi keseimbangan energi di benua Eropa," kata Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin–sebutan pemerintah Rusia–kepada awak media.

Sejumlah diplomat sebelumnya mengatakan serangan senjata kimia Rusia di Ukraina, atau pengeboman besar-besaran di ibu kota Kiev, dapat memicu embargo energi.

Rusia mengatakan target serangan mereka adalah fasilitas militer, bukan infrastruktur sipil.

Kremlin telah memperingatkan bahwa sanksi EU pada minyak Rusia bisa memaksa negara itu untuk menutup pipa gas ke Eropa.

Hingga kini, 27 negara anggota EU masih berbeda pendapat soal bagaimana mengatasi isu energi itu, karena 40 persen pasokan gas mereka–terutama Jerman–berasal dari Rusia.

"Amerika akan tenang-tenang saja dan merasa lebih baik daripada Eropa (jika terjadi embargo minyak). Eropa akan kesulitan, keputusan semacam itu akan berdampak pada semua orang," kata Peskov.

Invasi Rusia di Ukraina sejak 24 Februari telah mendorong sejumlah negara di dunia untuk menjatuhkan sanksi ekonomi pada Rusia.

Sumber: Reuters
Baca juga: Rusia sebut akan buka koridor kemanusiaan dari Mariupol
Baca juga: Minyak melonjak setelah UE rencanakan gabung AS embargo minyak Rusia
Baca juga: Minyak Rusia jatuh, Arab Saudi kembali jadi pemasok utama di China

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022