Jakarta (ANTARA) - OBAT Apps menggelar grand launching untuk program inovasi terbarunya, yakni mobility program pada Sabtu (19/3) dengan tajuk “Improving Skills and Nationality with Vocational Mobility Program.” Kegiatan secara daring tersebut dihadiri oleh 670 peserta yang terdiri dari pimpinan kampus dan mahasiswa farmasi seluruh Indonesia. Acara ini dibuka oleh Dra. apt. Yusmaniar, M. Biomed, yang merupakan ketua umum Asosiasi Perguruan Tinggi Diploma Farmasi Indonesia (APDFI), apt. Supomo, M.Sc selaku team inti OBAT Apps, serta apt. Saiful Robbani selaku Chief Manager Operation (CMO) OBAT Apps.

Mobility program merupakan program perkuliahan dengan konsep pertukaran dosen dan mahasiswa D3 Farmasi ke berbagai kampus mitra OBAT Apps. Materi yang ditawarkan pun cukup beragam, mulai dari teknologi farmasi, pengembangan softkills, kepemimpinan, hingga praktik pembelajaran daring berbasis aplikasi yang terintegrasi.

Saiful menyatakan bahwa gelombang pertama acara ini diikuti oleh 12 mahasiswa dan 6 dosen dari 6 kampus mitra yang tersebar di Indonesia. Program tersebut akan dilakukan secara luring di 5 kota di Indonesia, yaitu Yogyakarta, Sidoarjo, Banjarmasin, Pontianak, dan Samarinda pada 20-26 Maret 2022 mendatang.

“Inisiatif program kami yang bekerja sama dengan APDFI, Kementerian Pendidikan, dan kampus mitra yang diselenggarakan secara bauran ini merupakan program pertukaran mahasiswa dan dosen bidang kesehatan pertama di Indonesia,” terang Saiful.

Meski dilakukan dalam kurun waktu seminggu, mobility program ini mengusung konsep talkshow, entertainment, forum group discussion (FGD), serta pengabdian kepada masyarakat. Hal tersebut bertujuan untuk transfer ilmu pengetahuan, memperkuat wawasan kebangsaan, meningkatkan kapasitas dan integritas civitas akademika. “Program-program yang dirancang dalam mobility program gelombang pertama ini diharap bisa berdampak pada instrumen akreditasi kampus,” papar Supomo.

Mobility program ini dirancang untuk menguatkan kapasitas ekosistem riset dan kolaborasi pengabdian masyarakat antar kampus mitra. Namun, tidak hanya itu, mahasiswa juga bisa mempelajari budaya setempat selama mengikuti program ini. “Perubahan zaman dan aturan semakin membuat kampus tidak dapat menjalankan program atau kurikulum sendiri, sehingga kami harus bekerja sama untuk menjawab tantangan tersebut,” jelasnya.

Selain itu, program ini dilakukan selaras dengan agenda Kementerian Pendidikan Riset Teknologi (Kemendikbud RISTEK) terkait Merdeka Belajar dan pemenuhan Indikator Kinerja Utama (IKU). “Enam kampus yang mengikuti mobility gelombang pertama adalah Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, Tegal, STIKES ISFI Banjarmasin, STIKES Samarinda, Akademi Mitra Sehat, Sidoarjo, dan Akademi Farmasi Indonesia, Yogyakarta,” ujar Supomo.

Lebih lanjut terkait dengan mobility program ini, Yusmaniar berharap agar program tersebut dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan dan jangka waktu yang lama. “Dengan begitu, akan lebih banyak mahasiswa, dosen, serta kampus di bidang farmasi seluruh Indonesia agar dapat mengikuti acara mobility program selanjutnya,” pungkasnya. 

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2022