Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam transaksi perdagangan di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis siang, turun tajam karena pelaku kembali melepas mata uang lokal itu, setelah pada hari sebelumnya menguat.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar turun 52 poin menjadi Rp8.925 per dolar AS dari sebelumnya Rp8.873.

Direktur Retail Banking PT ANZ Panin Bank, Anthony Soewandy, di Jakarta, Kamis mengatakan, para pelaku pasar melakukan aksi lepas karena sentimen pasar global negatif.

Pelaku melihat bursa New York, Amerika Serikat (AS), cenderung melemah, sehingga mereka langsung mengikuti langkah tersebut, katanya.

Anthony mengatakan, faktor utama yang menekan rupiah melemah adalah krisis utang di Eropa yang sampai saat ini masih belum ada kepastian.

Bahkan, Angela Merkel selaku Kanselir Jerman meminta ada negosiasi ulang mengenai krisis itu dalam upaya memperbaiki kondisi Eropa yang makin memburuk, katanya.

Menurut dia, rupiah diharapkan dapat dijuga oleh Bank Indonesia (BI) pada kisaran Rp8.800 sampai Rp9.000 per dolar.

Apabila rupiah terus terpuruk hingga meliwati angka pada kisaran tersebut, maka dikhawatirkan mata uang lokal akan makin melemah, ucapnya.

Aksi lepas itu, lanjut dia, hanya merupakan trading saja setelah kemarin rupiah mengalami kenaikan sehingga posisinya berada divawah Rp9.000 per dolar.

"Kami memperkirakan Bank Indonesia akan kembali masuk pasar melakukan intervensi karena rupiah kembali akan mendekati angka Rp9.000 per dolar," ucapnya.

Sementara itu, Analis PT Bank Saudara Tbk, Rully Nova, mengatakan bahwa koreksi terhadap rupiah kemungkinan masih terjadi, karena cenderung negatif.

Penurunanya rupiah masih berlanjut hingga mendekati level Rp9.000 per dolar AS, ucapnya.
(T.H-CS)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011