Mandailing Natal (ANTARA News) - Menteri Agama Suryadharma Ali meminta masyarakat giat belajar agama agar dapat membentengi diri dari ajaran sesat yang menyebarluaskan kekerasan, terorisme dan pembunuhan.

"Giatkan belajar agama agar tidak bisa disusupi paham keagamaan yang sesat dan menyimpang," kata Menteri pada peresmian peletakan batu pertama Masjid Raya Tabuyung Al Musannif dan Serah Terima SMK kepada Pemkab Mandailing Natal di Desa Tabuyung, Kecamatan Muara Batang Gadis di Sumatera Utara, Kamis.

Ia meminta masyarakat tidak terpancing oleh provokasi yang dilakukan oleh kelompok ini dan menegaskan, bahwa pemboman di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunten Solo merupakan perilaku biadab dan tidak berperikemanusiaan.

"Tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan dan pembunuhan. Itu sudah pasti provokator dan menyimpang dari ajaran agama. Mereka ingin masyarakat tidak rukun dan `gontok-gontokan," kata Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu.

Kementerian Agama, ujarnya, sudah berupaya melakukan berbagai kegiatan deradikalisasi melalui majlis taklim, pesantren-pesantren dan madrasah-madrasah.

"Kami ingin lebih masuk ke intinya, ke kelompok radikalnya yang sifat organisasinya tidak jelas, pimpinan tak jelas dan berpindah-pindah. Mereka misalnya yang sudah ada di penjara," katanya.

Di penjara, ujarnya, ada program Kemenag untuk meluruskan para teroris ke ajaran Islam sebenarnya, sayangnya pelurusan hanya berhasil di kalangan pengikutnya, sedangkan tokohnya sulit diluruskan. "Tapi kita jangan putus asa."

Ia menegaskan, yang diajarkan agama Islam adalah menyebarluaskan kebaikan, memberi, menolong, melayani masyarakat, hingga bersedekah seperti yang dilakukan Yayasan Haji Anif.

Masjid Raya Tabuyung Al Musannif yang nilai pembangunannya disebut Menteri mencapai Rp8 miliar, pembanguanan Sekolah Menengah Kejuruan di Desa Tabuyung. serta Klinik Pengobatan Haji Anih di Desa Singkuwang, Kecamatan Muara Batang Gadis Kabupaten Mandailing Natal, merupakan sumbangan dari Yayasan Haji Anif.

(ANTARA)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011