Jakarta (ANTARA) - Lembaga penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) menilai investasi bisa menjadi langkah strategis untuk meningkatkan daya saing pertanian sekaligus untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri maupun meningkatkan ekspor.

"Pemerintah perlu lebih terbuka terhadap investasi pada sektor ini dan fokus pada pengembangan kapasitas petani, mekanisasi pertanian, penggunaan bibit unggul dan perbaikan infrastruktur," kata peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Aditya Alta dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.

Menurut Aditya, masuknya investasi juga akan membantu menjadikan sektor pertanian resilien dan berkelanjutan melalui pendanaan riset dan pengembangan, teknologi, maupun pengembangan kapasitas sumber daya masyarakat.

Baca juga: Kawasan ASEAN dinilai butuh investasi asing jaga ketahanan pangan

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor pertanian pada Januari-Februari tumbuh positif sebesar 11,45 persen. Pertumbuhan ini perlu didukung, salah satunya dengan meningkatkan daya saing lewat investasi.

“Adanya peluang untuk meningkatkan investasi di sektor ini diharapkan mampu berdampak positif pada kondisi sektor pertanian di Tanah Air mengingat sektor pertanian merupakan sektor yang tumbuh positif di masa pandemi Covid-19. Relaksasi ini harus dimanfaatkan untuk memberikan nilai tambah pada sektor pertanian kita dan para pelakunya,” terang Aditya.

Peluang investasi pada sektor pertanian Indonesia, menurut dia, masih terbuka lebar. Investasi asing di sektor ini misalnya, hanya sebesar 3-7 persen dari total Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia pada tahun 2015 hingga 2019. Berdasarkan penelitian CIPS, sebagian besar investasi masuk ke sektor kelapa sawit.

Baca juga: Pemerintah ungkap "start up" pertanian-edutech incaran investasi BUMN

Aditya mengingatkan bahwa investasi akan membuka lapangan pekerjaan dan membuka akses kepada teknologi dan pengetahuan baru dan juga meningkatkan peluang ekspor. Namun proses transfer teknologi juga harus dipastikan supaya para pekerja sektor pertanian Indonesia juga mendapatkan manfaat dari para investor.

Ia juga menekankan bahwa dengan masuknya investasi di sektor pertanian, perlu dipastikan adanya transfer teknologi dan pengetahuan dapat berjalan baik untuk mendukung modernisasi pertanian, peningkatan produktivitas terutama pada komoditas bernilai tinggi, dan juga peningkatan mutu, seperti melalui sertifikasi hasil panen kopi dan cokelat, sehingga bisa memperluas akses pasar.

Peran investasi dalam sektor pertanian, kata Aditya, juga menjadi semakin penting karena adanya perubahan iklim yang mengancam kelangsungan sektor pertanian. Dampak perubahan iklim seperti perubahan cuaca, cuaca ekstrem dan penurunan kualitas tanah akan mempengaruhi hasil dari sektor pertanian dan pada akhirnya mempengaruhi ketersediaan pangan yang mencukupi untuk penduduk Indonesia yang semakin bertambah.

Penggunaan teknologi dan intensifikasi, lanjut dia, didukung dengan konsolidasi pengelolaan lahan untuk meningkatkan skala ekonomi, yang pada gilirannya dapat memastikan peningkatan produktivitas untuk ketahanan pangan secara berkelanjutan tanpa mendorong ekspansi lahan pertanian.

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022