Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh menggelar Festival Kopi Kutaraja sebagai salah satu cara menyambut kedatangan ribuan dokter seluruh Indonesia ke Aceh dalam rangka Muktamar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ke-31 di Banda Aceh.

Kabid Pemasaran Disbudpar Aceh Hendra Faisal, di Banda Aceh, Rabu, mengatakan saat ini di ibu kota provinsi Aceh sedang dilaksanakan Muktamar IDI ke-31 dengan peserta yang datang lebih dari 2.000 orang.

"Dengan adanya ajang tersebut, mari bersama-sama kita sambut para tamu dengan ramah, penuh rasa kekeluargaan, dan beri kesan terbaik, sesuai dengan budaya kita, Pemulia Jame Adat Geutanyoe (memuliakan tamu adat kita)," kata Hendra Faisal.

Festival Kopi Kutaraja ini dilaksanakan selama tiga hari mulai 23 sampai 25 Maret 2022 di Taman Budaya Banda Aceh. Adapun stan kopi pada festival ini sebanyak 25 usaha dari berbagai daerah di Aceh.

Baca juga: Ketum PB IDI: Muktamar dorong konsep kemandirian kesehatan Indonesia

Baca juga: Ketua Umum IDI: Dokter Indonesia butuh "branding" dari pemerintah


Hendra mengatakan Banda Aceh telah dikenal sebagai daerah destinasi wisata dengan 1001 warung kopi. Di setiap sudut kota, beragam jenis kopi tersedia mulai dari robusta hingga arabica. Penikmat kopi hari ini tidak hanya oleh kaum pria, melainkan wanita dengan beragam usia.

"Melihat perkembangannya, kopi telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat, karenanya kami melaksanakan festival kopi ini," ujarnya.

Festival kopi yang bertajuk Dari Aceh untuk Indonesia ini merupakan kegiatan unggulan yang masuk dalam 101 ajang khazanah piasan nanggroe 2022 atau yang dikenal sebagai kalender kegiatan Aceh.

Pada festival itu, kata Hendra, akan ada beragam kegiatan lainnya yakni perlombaan, edukasi, serta hiburan seperti kompetisi kupping, kelas public cupping, bazar kopi dan jajanan, kopi foto kontes, hingga penampilan seni budaya.

"Festival ini melibatkan 25 stan kopi dan roastery yang berasal dari Banda Aceh dan Aceh Besar, Gayo Lues dan Aceh Jaya masing-masing satu stan. Selain itu, juga ada lima stan lainnya yang diisi oleh beragam jenis kuliner tradisional dan modern," katanya.

Hendra berharap dengan beragam komunitas dan asal daerah, festival ini dapat menjadi wadah bagi pelaku industri kopi untuk saling bertukar pikiran serta berbagi pengalaman mengembangkan komoditi ini sebagai sektor unggulan utama memajukan industri pariwisata Aceh khususnya kuliner.

"Mari bersama-sama kita mendukung kemajuan dunia pariwisata Aceh untuk bangkit dalam bingkai khazanah Islami," demikian Hendra.*

Baca juga: Presiden: Dokter Indonesia harus adaptif terhadap teknologi baru

Baca juga: Menparekraf bersama dokter Indonesia kembangkan health tourism

Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022