Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis anak dr. Attila Dewanti Sp.A(K) mengatakan susu UHT (susu yang telah melalui teknologi pemanasan tinggi) rendah gula bisa menjadi pilihan lebih sehat untuk anak, sebagai lanjutan ASI setelah usia di atas 2 tahun.

"Untuk lanjutan ASI setelah usia di atas 2 tahun, susu UHT rendah gula bisa menjadi pilihan lebih sehat untuk si kecil. Jangan lupa terus perhatikan bagaimana tubuh si kecil merespon terhadap susu UHT rendah gula tersebut," kata dia yang tergabung dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu seperti dikutip dari siaran pers, Kamis.

Attila menjelaskan, susu sapi termasuk salah satu sumber nutrisi baik untuk tumbuh kembang anak. Kalsium yang terkandung dalam susu sapi dapat membantu pertumbuhan tulang dan otot anak.

Selain itu, ada kandungan protein dalam susu sapi, mineral dan vitamin agar proses metabolisme tubuh anak berjalan sehat dan baik.

Senior Brand Manager Indomilk Kids, Jonathan M Setiawan, mengatakan, produk susu UHT melewati pemanasan 135 derajat Celcius selama tidak kurang dari 3 menit untuk menghilangkan mikroorganisme yang kurang baik bagi kesehatan tubuh tanpa menghilangkan nutrisi dan rasa susu sapi aslinya.

Menurut dia, tidak sedikit para orang tua memberikan susu UHT sebagai salah satu pilihan untuk mendukung tumbuh kembang buah hati mereka.

Tetapi, mereka dihadapkan pada ragam produk susu sapi dengan kadar gulanya. Terlebih lagi, banyak anak-anak menyukai makanan atau minuman manis dan lezat bagi mereka, tetapi sedikit nutrisinya.

Berkaca dari hal ini, dia pun menghadirkan produk susu rendah gula dan diformulasikan memiliki nutrisi yang mengandung sumber kalsium, tinggi vitamin D dan fosfor, serta sumber vitamin A,B1,B6 untuk anak-anak usia 2 tahun ke atas.

"Pilihan sehat, terjangkau dan praktis untuk menemani hari-hari mereka dalam beraktivitas," demikian kata Jonathan.

Baca juga: Pakar : Susu steril kandungan nutrisinya tidak berbeda dengan UHT

Baca juga: Penuhi kebutuhan nutrisi anak dengan susu

Baca juga: Alasan susu segar harus langsung diminum

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022