Jakarta (ANTARA News) - Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa Majelis Permusyawaratan Rakyat (FPKB-MPR) M Lukman Edy mengatakan, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila mampu meredam tumbuhnya radikalisme di Indonesia.

"Radikalisme yang berujung pada kekerasan tidak hanya tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan, tapi juga bertentangan dengan nilai-nilai ketuhanan semua agama. Pancasila yang memuat nilai-nilai luhur itu mampu meredam radikalisme tersebut," kata Lukman Edy melalui rilis yang diterima ANTARA News usai sosialisasi empar pilar kebangsaan Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika, di Sumedang, Jawa Barat, Minggu.

Oleh karena itu, katanya, memahami dan mempraktekkan nilai-nilai Pancasila menjadi sangat penting untuk membendung radikalisme yang kini menyasar generasi muda.

"Kita harus selamatkan generasi muda dari pengaruh radikalisme. Jalannya ya menanamkan nilai-nilai Pancasila secara terus menerus, mendalam dan sesuai dengan zaman," kata Lukman Edy.

Selain itu, pemahaman terhadap Pancasila secara utuh dan benar membuat warga negara taat kepada Tuhan dan menjadikan warga negara yang memiliki semangat kemanusiaan dan persatuan yang baik.

"Pancasila menyediakan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan yang merupakan nilai universal yang digali dari tradisi dan agama-agama di Indonesia oleh pendiri negara Indonesia," kata mantan Menteri Percepatan Pembagunan Daerah Tertinggal itu.

Ia juga mengingatkan, agar semua lapisan masyarakat mengerti, mengimplementasikan nilai-nilai luhur Pancasila. Kalau masih ada kelompok yang menolak Pancasila sebagai dasar negara, bisa dikatakan bahwa mereka tidak mengerti sejarah lahirnya Pancasila dan negara Indonesia.

"Jika ada sebagian warga negara menolak Pancasila dan kurang memahami Pancasila dengan benar, warga negara itu menjadi warga yang tidak menghargai orang lain, arogan, dan merusak kedamaian hidup masyarakat," sambungnya.

Untuk kalangan pejabat negara, Lukman Edy mengajak untuk mempraktekkan nilai-nilai Pancasila dalam menetapkan kebijakan publik dan kehidupan sehari-hari.

Rakyat, katanya, sangat berharap nilai-nilai Pancasila bisa diimplementasikan oleh aparat pemerintah dalam membuat kebijakan dan mempraktekkannya saat melayani masyarakat. Masyarakat, sambung mantan Sekjen PKB itu, merindukan keadilan dan kesejahteraan yang selama ini  hanya menjadi jargon.

"Jika nilai-nilai Pancasila tidak diimplementasikan, lima atau sepuluh tahun lagi masyarakat akan semakin apatis dan itu berbahaya bagi kehidupan negara kita. Apatisme masyarakat itu menjadi ancaman dan bom waktu yang membahayakan negara," sebutnya.

Lukman Edy menambahkan, memang terjadi paradoks antara nilai-nilai Pancasila dan implementasi nilai-nilai itu dalam kehidupan bernegara. Di satu sisi nilai-nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika menjadi rumusan yang ideal, tapi dalam kenyataannya ada banyak praktek kebijakan belum sesuai dengan nilai-nilai itu.

"Jawaban atas paradoks itu adalah dengan melaksanakan dan mengimplementasikan nilai-nilai dalam ranah kebijakan dan aparatur pemerintah. Konkritnya pemberantasan korupsi harus terus dijalankan dengan cepat dan kesejahteraan rakyat harus ditingkatkan. Kalau tidak, masyarakat akan berpendapat Pancasila hanya menjadi jargon negara. Pancasila itu menjadi berguna bagi masyakarat jika diimplementasikan. Saya yakin jika Pancasila diamalkan oleh setiap warga negara, demokrasi akan lebih sehat dan kuat, dan hanya dalam sistem demokrasi yang sehat, peningkatan kesejahteraan rakyat dapat dilakukan,” pungkasnya.

Hadir dalam sosialiasasi empat pilar di Sumedang, Jawa Barat itu adalah  Yus Yus Kuswardana (Fraksi Partai Demokrat), Ahmad Basarah (Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan), dan Bahrum Maknyak (Dewan Perwakilan Daerah). (zul)

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011