Denpasar (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) Denpasar mencatat kain tenun buatan tangan-tangan terampil wanita di Bali, seperti kain songket, tenun sutra, tenun ikat, dan tenun Pegringsingan telah menyumbangkan devisa senilai 14,6 juta dolar AS selama Januari-Juni 2011.

"Perolehan devisa dari hasil ekspor aneka hasil tenunan karya masyarakat tersebut meningkat dari rata-rata dua juta dolar AS per bulan selama 2010 menjadi 2,4 juta dolar AS per bulan selama periode 2011," kata peneliti ekonomi madya BI Denpasar, Sunarto.

Kain tenun asli Bali semakin dilirik wisatawan mancanegara yang melakukan perjalanan wisata ke Bali. Ada yang membeli langsung dari pengrajin dan ada pula yang memesan dalam jumlah banyak sehingga perolehan devisanya meningkat setiap bulannya.

Perdagangan ekspor kain tenunan Bali memang berfluktuasi setiap bulannya, seperti selama Februari baru mencapai 2,1 juta dolar AS, naik menjadi 2,9 juta dolar AS pada Maret 2011.

Kemudian berkurang menjadi hanya 2,5 juta dolar AS bulan pada berikutnya dan bertambah lagi bernilai 2,8 juta dolar AS selama Mei dan Juli hanya sebesar 2,1 juta dolar AS.

Kain tenun Bali, terutama kain songket awalnya hanya digunakan oleh orang tua dan kalangan bangsawan. Namun sekarang sudah mulai memasyarakat sehingga hampir sebagian besar masyarakat Bali mengenakannnya, baik untuk upacara adat berskala besar maupun sembahyang ke pura.
(ANT/077)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011