Jakarta (ANTARA News) - Kemenhut akan menghitung potensi karbon Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) yang ditetapkan sebagai lokasi proyek percontohan pengurangan emisi dari pencegahan deforestasi dan degradasi (demonstration activity) untuk REDD plus.

Upaya menghitung potensi karbon ini, menurut siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa, akan dilaksanakan Kemenhut bersama International Tropical Timber Organization (ITTO).

TNMB ditunjuk menjadi lokasi proyek percontohan karena keragaman tipe vegetasinya, mulai dari vegetasi pegunungan sampai vegetasi pantai.

Sesuai dengan vegetasinya, TNMB merupakan hutan alami dengan keragaman jenis pepohonan berumur panjang dan serasah yang banyak, sebagai gudang penyimpan C tertinggi.

Pengukuran kandungan karbon dilakukan dalam tiga tahap, yaitu menentukan plot sampel pengukuran, mengukur biomasa pohon, dan mengukur biomasa tumbuhan bawah.

Disebutkan bahwa penghitungan jumlah total karbon dilakukan dengan menjumlahkan hasil perhitungan kandungan karbon di atas permukaan dari tanah dan karbon di dalam tanah.

Hutan alami merupakan penyimpan karbon tertinggi dibandingkan dengan jenis lahan lain. Hal ini karena tingkat keragaman pohon yang tinggi.

Hutan juga melepaskan karbon dalam bentuk CO2 melalui respirasi dan dekomposisi (pelapukan), namun pelepasan tersebut dilakukan secara bertahap. Jauh lebih lambat dibanding pelepasan karbon melalui pembakaran atau alih fungsi lahan.

Kandungan karbon harus dikendalikan dengan jalan meningkatkan serapan CO2 oleh tumbuhan dan menekan pelepasan (emisi) CO2 ke udara serendah mungkin.

Keberadaan karbon di alam dibedakan dalam dua kelompok, yaitu karbon di atas permukaan tanah dan karbon di dalam tanah.

Karbon merupakan hal yang penting dalam kehidupan makhluk hidup, sehingga dengan mengetahui bagaimana caranya menghitungnya, maka manusia dapat lebih peduli lagi terhadap alam lingkungannya, sehingga pembelajaran dalam peningkatan stok karbon melalui partisipasi masyarakat dalam upaya konservasi dan pengelolaan TNMB sangat penting dilakukan. (A027/A035)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011