Surabaya (ANTARA News) - Enambelas orang korban yang menderita luka berat akibat kebakaran di atas Kapal Motor Kirana IX sudah diizinkan pulang setelah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit PHC Surabaya, Jawa Timur.

"Seluruh penumpang yang menjadi korban KM Kirana sudah pulang semua hari ini. Jadi, sekarang tidak ada lagi pasien yang menjalani rawat inap," ujar Humas RS PHC Surabaya Harry Setiawan, Selasa.

Sebelumnya, RS PHC Surabaya menerima sebanyak 63 penumpang kapal yang menjadi korban dan delapan orang diantaranya meninggal dunia.

Insiden kebakaran di atas kapal milik PT Dharma Lautan Utama itu, terjadi pada 28 September 2011 saat kapal sedang bersandar di Dermaga Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya sekitar pukul 06.00 WIB.

Asap yang keluar dari dek kapal membuat ratusan penumpang berebut keluar dari kapal untuk menyelamatkan diri dengan berbagai cara, seperti melewati pintu darurat, bergelantungan di tambang dan melompat dari lantai atas kapal.

Akibat peristiwa itu, delapan korban meninggal dunia akibat berdesakan dan terinjak-injak. Tim dokter memastikan tidak ada satu pun korban jiwa yang terluka bakar.

"Sebanyak 55 korban lainnya mendapat perawatan serius, hingga akhirnya 12 korban menjalani rawat inap dan empat lainnya masuk ruang ICU," tutur Harry Setiawan.

Dari empat korban luka parah, dua di antaranya yakni Nawati (35), warga Desa Sumber Waru, Binakan, Bondowoso yang menderita patah tulang iga, akibat melompat dari lantai dua kapal ke dermaga.

Satu lagi pasien atas nama Nurul Qomariyah yang mengalami luka patah di pinggang juga menjalani operasi. Sedangkan dua korban lainnya menderita sesak nafas dan reposisi engkel, yakni Sentot dan Jumaiyah tidak sampai dioperasi.

Terkait pengobatan, Harry Setiawan yang juga Manajer Pemasaran dan Pengembangan Usaha RS PHC Surabaya itu, mengatakan bahwa semua biaya sudah dilunasi dan ditanggung PT DLU.

"Sudah semuanya dan lunas, tidak ada yang menyisakan satu pun, termasuk pengobatan. Tapi, kami sarankan agar pasien tetap melakukan kontrol, meskipun di rumah sakit di daerahnya," kata dia.

(ANT-165/D010)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011