Kegiatan bedah buku tersebut diikuti oleh beberapa pegiat literasi, aktivis dan tentu saja sang penulis buku "Sihir, Ganja, Miras, Buku dan Islam" yang berasal dari Lombok.
Pembedah buku, Ahmad Aprillah mengatakan, buku ini menarik untuk dibaca, karena di dalam buku tersebut terdapat berbagai pilihan macam sudut pandang dalam melihat atau merespons suatu peristiwa.
"Buku ini mengajak kita untuk berpikir dari berbagai sudut pandang dalam menanggapi banyak hal, dan itu menarik," kata Aprillah.
Baca juga: ANTARA NTB angkat tradisi gending gula
Selain itu, pembedah juga mengatakan bahwa buku tersebut juga mengajak kita untuk peduli terhadap lingkungan.
"Kalau anda membaca buku ini, anda akan sulit untuk tidak peduli terhadap apa yang dijabarkan dalam buku ini," tambahnya.
Penulis As Rosyid atau yang akrab dipanggil Ical itu mengatakan bahwa, buku ini merupakan kumpulan esai yang ia tulis sejak tahun 2017-2021.
Baca juga: Antara NTB gelar "Mati Ketawa ala Ampenan"
"Ini kumpulan-kumpulan esai yang saya kumpulkan atau rekam jejak saya sejak tahun 2017 - 2021," kata Rosyid.
Selain itu, penulis juga mengatakan bahwa buku ini ditulis karena ia ingin mengungkap hal-hal menarik yang belum banyak diketahui oleh banyak orang secara umum.
"Saya senang mengungkap apa yang belum diketahui oleh orang-orang secara umum, sehingga saya berusaha mengungkap hal-hal itu dengan jenaka," kata Rosyid.
Pewarta: Riza Fahriza*Ahmad Khaerul Arham
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022
