Jakarta (ANTARA) - Penyidik Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri melayangkan surat panggilan kedua kepada Fakar Suhartami Pratama alias Fakarich untuk diperiksa sebagai saksi terkait kasus penipuan investasi aplikasi Binomo dengan tersangka Indra Kenz.

“Penyidik mengirimkan surat panggilan kedua pada Senin 28 Maret 2022 kepada saudara FSP alias Fakarcih,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divisi Humas Polri Kombes Pol. Gatot Repli Handoko dalam konferensi pers harian di Mabes Polri, Jakarta, Senin.

Gatot mengatakan pemanggilan kedua dilayangkan karena Fakarcih tidak hadir pada panggilan pertama yang dijadwalkan pada Senin (21/3) lalu. Pria yang dikenal sebagai guru trading Indra Kenz tidak hadir tanpa pemberitahuan.

Menurut dia, Fakarich tidak memberikan keterangan apapun terkait absennya pada pemanggilan pertama, apakah berhalangan karena sakit atau meminta waktu untuk diundur hari.

“Ia panggilan pertama tidak hadir, tanpa keterangan apapun, jadi penyidik layangkan panggilan kedua hari ini,” ujar Gatot.

Baca juga: Bareskrim endus aset Indra Kenz di luar negeri senilai Rp58 miliar

Surat panggilan kedua dilayangkan langsung kepada Fakarich. Apabila tidak memenuhi panggilan kedua, maka penyidik dapat melakukan upaya pemanggilan dengan perintah membawa atau pemanggilan paksa.

Hal ini termaktub dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yakni Pasal 112 ayat (1) Penyidik yang melakukan pemeriksaan, dengan menyebutkan alasan pemanggilan secara jelas, berwenang memanggil tersangka dan saksi yang dianggap perlu untuk diperiksa dengan surat panggilan yang sah dengan memperhatikan tenggang waktu yang wajar antara diterimanya panggilan dan hari seorang itu diharuskan memenuhi panggilan tersebut.

Pasal 112 ayat (2) berbunyi orang yang dipanggil wajib datang kepada penyidik dan jika ia tidak datang penyidik memanggil sekali lagi, dengan perintah kepada petugas untuk membawa kepadanya.

Adapun penyidik memanggil Fakarich sebagai saksi untuk dimintai keterangannya oleh penyidik terkait perannya sebagai perekrut afiliator melalui media sosial. “Pemanggilan Fakarich terkait peran yang bersangkutan perekrut afiliator melalui media sosial,” kata Gatot.

Fakarich diketahui sebagai orang yang mengajarkan Indra Kenz sebagai afiliator. Dalam proses penyidikan, Indra Kenz terindikasi tidak kooperatif, menutupi siapa pemilik aplikasi Binomo, serta berupaya mengilangkan barang bukti dengan hilangnya ponsel milik "crazy rich" Medan tersebut.

Gatot menambahkan, saat ini penyidik masih melakukan penelusuran aset-aset milik Indra Kenz, bekerja sama dengan Pusat Pelaporan dan Analiasis Transaksi Keuangan (PPATK).

Adapun aset dan barang bukti yang sudah disita oleh penyidik, yakni kendaraan mobil Tesla dan Ferari, uang senilai Rp1,1 miliar, rumah dan bangunan sebanyak enam unit yang terdapat di Tangerang dan Sumatera Utara, jam tangan, dan beberapa alat komunikasi. Total nilai aset sementara yang telah disita Rp55 miliar.

Indra Kenz dijerat pasal berlapis, yakni Pasal 45 ayat (1) juncto Pasal 28 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) ancamannya 6 tahun penjara. Selain itu, Pasal 3, Pasal 5, dan Pasal 10 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dengan ancaman 20 tahun penjara dan maksimal Rp10 miliar, dan Pasal 378 KUHP ancaman penjara 4 tahun.

Baca juga: Indra Kenz: Saya harap masyarakat Indonesia bisa belajar
Baca juga: Bareskrim Polri endus tersangka lain Binomo selain Indra Kenz


Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2022