Jakarta (ANTARA) - Pembina Himpunan Penggiat Adiwiyata Indonesia (HPAI) Pusat Sri Yunitta mengungkapkan bahwa siklus daur air merupakan hal utama yang harus dipahami pada saat melakukan gerakan konservasi air.

"Ketika bicara konservasi air, hal utama yang harus dipahami yaitu mengenai siklus daur air," kata Sri Yunita saat acara virtual pada Selasa.

Sri melanjutkan, paradigma lama menganggap bahwa air hujan yang turun harus secepatnya kembali ke asalnya, yakni sungai atau laut. Namun, paradigma baru menyebutkan bahwa air yang jatuh ke permukaan bumi harus dapat bertahan lama di pemukiman agar dapat digunakan oleh masyarakat.

Ada lima prinsip yang harus diperhatikan dalam konservasi air, kata Sri. Pertama, reduce atau menghemat penggunaan air. Kedua, reuse atau memanfaatkan kembali air. Ketiga, recycle atau mengolah kembali air yang sudah digunakan.

Keempat, recharge atau mengisi kembali. Artinya, air hujan langsung masuk ke dalam tanah melalui sumur-sumur resapan. Kelima, recovery atau memfungsikan kembali tampungan-tampungan air dengan cara melestarikan keberadaan situ serta danau.

"Karena recovery atau memulihkan itu memerlukan biaya, daya, dan upaya yang cukup besar, maka prinsip pertama sampai keempat itu yang harus kita utamakan," ujar Sri.

Pada kesempatan yang sama, Sri mengapresiasi pemangku kepentingan termasuk perusahaan yang memiliki komitmen untuk mengedukasi mengenai pentingnya konservasi air, seperti yang dilakukan oleh Suntory Garuda Beverage melalui program Mizuiku.

Dengan didukung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Departemen Lingkungan Hidup (DLH), dan Dinas Pendidikan, Mizuiku pada Selasa meluncurkan modul pembelajaran intranet "Petualangan di Mizu Town" agar anak-anak dapat bermain dan belajar mengenai pelestarian air bersih dan lingkungan.

"HPAI kembali dipercaya oleh Suntory untuk menjadi mitra pelaksana program. Mizuiku dipersembahkan untuk gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan di Sekolah (PBLHS). Sehingga, Mizuiku akan lebih memperkaya program keadiwiyataan di sekolah," kata Sri.

Baca juga: Pupuk Indonesia dukung konservasi lingkungan dan pemuliaan air

Baca juga: Yayasan Puri Kauhan Ubud luncurkan Program Pemuliaan Air di Tukad Oos

Baca juga: Gerakan Konservasi Air dari Puri Kauhan Ubud sambut G20 di Bali

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022