Timika (ANTARA News) - Bentrok antara polisi dengan karyawan Freeport pada hari Senin siang di Terminal Gorong-gorng Timika menewaskan satu orang.

Korban tewas bernama Petrus Ayamseba (36) karyawan bagian departemen underground (tambang bawah tanah) PT Freeport.

Bentrokan bermula saat ribuan karyawan Freeport bersama istri dan anak-anak mereka melakukan konvoi jalan kaki dari Sekretariat SPSI PT Freeport di Jalan Perintis Kemerdekaan Timika Indah menuju Terminal Gorong-gorong.

Maksud kedatangan ribuan karyawan Freeport ke Terminal Gorong-gorong untuk meminta pihak manajemen menghentikan operasional perusahaan untuk sementara waktu sampai adanya penyelesaian kasus mogok kerja dan tuntutan kenaikan gaji karyawan.

Permintaan untuk penghentian sementara operasional PT Freeport tersebut merupakan salah satu rekomendasi surat Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) dan Majelis Rakyat Papua (MRP) dalam pertemuan di Jayapura pada Jumat (7/10).

Setiba di pintu masuk Terminal Gorong-gorong, karyawan meminta polisi untuk mengizinkan mereka masuk ke terminal namun ditolak polisi.

Bahkan, puluhan aparat kepolisian dengan tameng membendung massa untuk masuk ke lokasi terminal.

Massa lalu melempar aparat dengan batu sehingga polisi terpaksa mengeluarkan tembakan peringatan.

Mendengar bunyi tembakan peringatan, massa makin beringas dengan melempar batu ke arah polisi yang bertahan di balik jeruji besi Terminal Gorong-gorong.

Melihat situasi yang kian tidak terkendali, polisi lalu menyemprot gas air mata ke arah massa.

Tindakan itu juga tidak mampu membendung massa yang sudah dalam kondisi amarah.

Kapolres Mimika AKBP Deny Edward Siregar bersama Komandan Detasemen B Brimob Polda Papua Kompol Yustanto serta Komandan Satgas Pengamanan PT Freeport yang hendak memberi imbauan kepada karyawan bahkan nyaris terkena lemparan batu.

Akhirnya, polisi mengeluarkan tembakan peluru tajam ke arah massa agar membubarkan diri.

Bakar mobil
Sebagian massa lari ke Jalan Freeport Lama di Kebun Siri Kelurahan Koperapoka menyeberangi bendungan samping Bandara Mozes Kilangin Timika menuju areal tanggul.

Massa lalu membakar empat buah mobil, tiga diantaranya mobil pengangkut peti kemas di ruas jalan dari Pelabuhan Portsite Amamapare menuju Tembagapura di sekitar Mil 26-27.

Massa juga menebang pohon-pohon pinus di pinggir jalan untuk menghalangi akses mobil dari Portsite Amamapare ke Tembagapura.

Sebagian mobil peti kemas yang tidak sempat dibakar ditinggal begitu saja oleh supirnya di pinggir jalan.

Sekitar pukul 12.00 WIT, puluhan aparat gabungan Brimob dan Polres Mimika masuk ke lokasi tanggul tempat massa melakukan pembakaran mobil.

Massa menanam sebatang pohon yang dipasangi bendera merah putih di tengah untuk memisahkan polisi dari warga.Mereka juga memasang tenda terpal di lokasi itu.

Tiga orang anggota DPRD Mimika yakni Nurman Karupukaro, Yanes Natkime dan Jimmy Erelak datang ke lokasi itu untuk menenangkan massa yang marah.
(E015)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011