Jakarta (ANTARA) - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mendorong riset dan inovasi untuk memajukan industri kelapa sawit Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Kegiatan riset merupakan pondasi industri sawit yang dibutuhkan sebagai ujung tombak kemajuan industri berbasis komoditas unggulan strategis nasional seperti sawit," kata Kepala Divisi Lembaga Kemasyarakatan dan Civil Society Badan Layanan Umum (BLU) BPDPKS Aida Fitria dalam Webinar Penguatan Industri Kelapa Sawit Berbasis Teknologi Baru Hasil Riset di Jakarta, Rabu.

Baca juga: AII fasilitasi 13 inventor hilirisasi hasil riset sawit

Baca juga: BPDPKS gaet kalangan milenial aktif dalam riset sawit


Oleh karenanya, Aida mengatakan diperlukan alokasi dana riset yang mencukupi agar penguatan aktivitas riset dapat dilakukan dan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mendukung perkembangan perkebunan industri sawit yang berkelanjutan.

Program penelitian dan pengembangan sawit merupakan salah satu upaya BPDPKS untuk melakukan penguatan pengembangan dan peningkatan pemberdayaan pembangunan perkebunan dan industri sawit yang saling bersinergi di sektor hulu dan hilir.

Aida menuturkan minat meneliti kelapa sawit dapat ditumbuhkembangkan sejak dini mulai dari mahasiswa Indonesia demi terwujudnya industri sawit nasional yang tangguh dan berkelanjutan.

BPDPKS memiliki program Grand Riset Sawit, yang merupakan program peningkatan penelitian dan pengembangan kelapa sawit yang berkelanjutan dan ramah lingkungan yang dilaksanakan dengan memperhatikan aspek-aspek peningkatan produktivitas, efisiensi dan aspek keberlanjutan, dan mendorong penciptaan produk atau pasar baru serta peningkatan kesejahteraan petani.

Kegiatan penelitian dan pengembangan juga termasuk untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia bidang industri kelapa sawit yang unggul, sehingga mampu menguasai dan menerapkan teknologi dan praktik manajemen industri kelapa sawit yang baik.

Program Grand Riset Sawit dilaksanakan setiap tahun sejak 2015, dimana BPDPKS telah mendanai 234 kontrak perjanjian kerja sama dengan 70 lembaga penelitian dan pengembangan dengan keterlibatan 840 orang peneliti dan 346 orang mahasiswa.

Baca juga: Peneliti: perkebunan sawit dibuka di lahan tidur bukan hutan primer

Hasil riset tersebut telah menghasilkan, antara lain 201 publikasi ilmiah, baik jurnal nasional dan internasional, 42 paten dan enam buku.

BPDPKS akan segera mengintegrasikan keluaran kegiatan riset tersebut dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), sehingga menjadi repositori nasional dan dapat diakses oleh masyarakat umum.

"Industri sawit Indonesia dapat berkembang dengan terus memanfaatkan teknologi baru yang dihasilkan oleh riset-riset di dalam negeri," ujarnya.

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022