Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis anak dari Rumah Sakit TNI AD Singaraja dr. Lucky Yogasatria Natasukma, Sp.A, mengatakan bahwa orang tua perlu memberikan contoh yang baik saat mengenalkan pola hidup sehat pada anak.

"Yang perlu diingat, anak itu adalah peniru yang ulung. Berarti, kalau mau anak makan sehat, ibunya harus mulai makan sehat. Mau anak cuci tangan, ya ibunya juga cuci tangan, ajarin," kata Lucky dalam sebuah acara virtual pada Rabu.

Baca juga: Pentingnya kombinasi menu makanan untuk berbuka puasa dan sahur

"Jangan kita menyuruh anak makan sayur dan buah, tapi bapak dan ibunya enggak makan sayur dan buah," lanjut dia.

Mengajari anak untuk mau makan makanan sehat, terutama makanan yang masih asing baginya, memang tidak mudah. Oleh karena itu, menurut Lucky, orang tua perlu lebih sabar karena hal tersebut butuh konsistensi.

"Ketika mau kasih makan pepaya, anaknya enggak mau. Ibunya langsung 'anak saya enggak mau pepaya, ya sudah saya enggak kasih lagi'. Enggak begitu. Untuk mengenalkan makanan baru itu butuh konsistensi. Secara teori, untuk mengenalkan makanan baru ke anak itu butuh 15 kali," ujar Lucky.

"Jadi kalau sekali dikasih anak enggak mau, besoknya coba dikasih lagi, sambil ibunya juga makan. Pelan-pelan dan tanpa ada paksaan, dicontohkan berulang-ulang. Kalau dipaksa malah semakin enggak mau makan," lanjutnya.

Baca juga: Perubahan perilaku saat pandemi tantangan terapkan gaya hidup sehat

Lucky juga mengingatkan bahwa lingkungan sekitar harus bisa mendukung anak dalam menjalankan pola hidup sehat. Misalnya, orang tua perlu aktif untuk mengajak anak olahraga secara rutin dan memastikan bahwa tidak ada orang yang merokok di sekitar anak.

Sejak dini, anak memang perlu diajarkan untuk menjaga kesehatan dari berbagai aspek. Menurut Lucky, semakin banyak upaya yang dilakukan, maka akan semakin optimal dalam menjaga kesehatan anak.

"Jangan hanya dari makanan saja. Tapi lengkapi lagi dengan pola hidup bersih dan sehat, lingkungan yang sehat, aktivitas di luar rumah harus aktif, ditambah vaksinasi. Ini akan lebih optimal dalam menjaga kesehatan," katanya.

"Kalau vitamin, itu sebenarnya tidak perlu diberikan jika anak sudah diberikan makanan yang bervariasi. Vitamin itu umumnya diberikan pada saat asupannya kurang, misal ketika anak lagi sakit tentu kebutuhan vitaminnya meningkat," pungkasnya.




Baca juga: Pentingnya jaga kadar kolesterol saat puasa

Baca juga: Kemenkes: GERMAS jadi pelengkap prokes di masa pandemi

Baca juga: HUAWEI WATCH GT 3 hadirkan fitur pendukung kualitas hidup sehat

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022