Indonesia menjadi negara produsen tempe terbesar di dunia
Jakarta (ANTARA) - Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) mendukung agar tempe dapat menjadi warisan budaya tak benda UNESCO karena sejarah panjang dari makanan rakyat tersebut.

“Dalam Serat Sri Tanjung dari abad 12 tertulis kacang kedelai sebagai bahan dasar pembuatan tempe. Selain itu, Serat Centhini yang ditulis oleh R Ng Ronggo Sutrasno pada masa pemerintahan Sultan Pakubuwono pada 1814 menggambarkan hidangan brambang jae santen tempe dan asem sambel lethokan," ujar Ketua Umum DPP Persagi, Rudatin, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan, hidangan brambang jae santen tempe itu disajikan oleh Pangeran Bayat yang menjamu Cebolang saat mampir ke dusun Tembayat di wilayah Klaten, dalam perjalanan dari Candi Prambahan menuju Pajang,

Selain itu menurut sejarawan Dr Onghokham, masyarakat Jawa pada era tanam paksa (1830-1870) mengonsumsi tempe yang tidak sengaja mereka temukan. Pada Encyclopaedia von Nedelandsch Indie (1922) disampaikan bahwa tempe sebagai kue yang terbuat dari kacang kedelai melalui proses peragian dan merupakan makanan kerakyatan.

“Melihat sejarah panjang dari tempe ini, maka tak heran Indonesia menjadi negara produsen tempe terbesar di dunia dan pasar kedelai terbesar di Asia,” kata dia.

Baca juga: Tempe diusulkan menjadi warisan budaya
Baca juga: Manfaat tempe, dari pengganti daging hingga keberlanjutan lingkungan


Oleh karena itu, pihaknya mengajak masyarakat untuk melestarikan budaya Indonesia berupa makan tempe. Alasannya, tempe merupakan makanan asli dari Indonesia. Tempe terbuat dari kacang kedelai yang diproses melalui fermentasi menggunakan mikroorganisme sehingga protein nabatinya menjadi lebih mudah dicerna.

Tempe juga memiliki berbagai manfaat seperti memenuhi kebutuhan vitamin B12, mencegah kanker, anemia, diabetes melitus, dan asma, menghambat proses penuaan, mencegah berbagai penyakit saluran pencernaan; menjaga kesehatan jantung, mengobati diare, mencegah osteoporosis, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Dia menambahkan jenis tempe pun beraneka ragam. Ada tempe kacang kedelai, tempe bongkrek, tempe gembus, tempe koro pedang, tempe kacang hijau, tempe kacang merah, tempe menjes, dan tempe lamtoro. Masyarakat juga membuat makanan olahan tempe tradisional yang beragam.

“Atas dasar keistimewaan produk pangan itu, Persagi mendukung tempe sebagai warisan takbenda UNESCO,” kata dia lagi.

Baca juga: Benarkah pasien penyakit ginjal tak boleh makan tempe?Baca juga: Garang asem tempe bacem dihidangkan untuk makan malam jamaah Solo
Baca juga: Ketua DPR bantu alat produksi perajin tempe di Surabaya

 

Pewarta: Indriani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022