... menghadap presiden BJ Habibie dan meminta pemerintah meminta maaf atas kekerasan seksual yang dialami banyak perempuan saat kerusuhan tersebut...
Jakarta (ANTARA News) - Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia sekaligus pegiat gerakan isu perempuan dan kemanusiaan, Saparinah Sadli, mendapatkan Nabil Award 2011 di Jakarta, Rabu.

Berbalutkan kebaya modern berwarna abu-abu, Bu Sap, demikian pendiri Komisi Nasional Anti-Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) itu biasa disapa, menerima hadiah berupa piagam, pin dan uang yang diberikan Melly Lembong, isteri Eddie Lembong selaku ketua Yayasan NABIL.

Prof Dr Saparinah Sadli dianggap berkontribusi dalam bidang psikologi selama lebih dari 40 tahun dengan menjadi pendidik, penulis, dan memberikan sumbangan besar pengembangan studi maupun advokasi langsung perempuan, menurut Dewan Pakar Yayasan NABIL, Dr Ahmad Syafii Maarif.

Dalam sambutannya, Saparinah mengatakan perempuan dan laki-laki Indonesia saat ini sama-sama mendapat peluang untuk membangun bangsa tapi pada kenyataannya tidak sedikit juga perempuan yang masih mengalami diskriminasi.

"Dalam membangun bangsa, hal yang harus dilakukan adalah menghasilkan kemanusiaan yang adil jender dan beradab, karena masih banyak pihak yang menganggap perempuan dalam posisi inferior dibanding laki-laki yang superior," katanya.

Kunci untuk mewujudkan kemanusiaan yang adil jender dan beradab terdapat pada elit politik yang sensitif terhadap gender mengingat masih adanya aturan yang diskriminatif terhadap perempuan.

"Misalnya peraturan daerah yang mengontrol penampilan perempuan, persyaratan agar calon menteri perempuan harus berkualitas tapi syarat itu tidak ditetapkan bagi calon menteri laki-laki dan pernyataan elit politik mengenai perkosaan yang tidak menganggap diskriminasi terhadap perempuan sebagai masalah," ungkap Saparinah.

Perempuan kelahiran 24 Agustus 1927 itu mengatakan bahwa untuk menghilangkan diskriminasi terhadap perempuan perlu ada penyadaran kepada masyarakat mengenai keseimbangan perempuan dan laki-laki serta penghimpunan data yang terpilah gender.

"Menghimpun data masyarakat yang tidak terpilah gender membuat kebutuhan khusus perempuan tidak diperhatikan," jelas perempuan yang pernah berprofesi sebagai asisten apoteker itu.

Kiprah Saparinah di bidang gender dimulai pada 1990 ketika mendirikan Pusat Kajian Wanita di UI dan dilanjutkan dengan membuka mata kuliah Psikologi Perempuan bersama Prof TO Ihromi di Fakultas Psikologi UI.

Namun peran Saparinah dalam memperjuangkan perempuan makin dikenal pascatragedi Mei 1998 dengan memimpin 22 tokoh perempuan yang bergabung dalam Masyarakat Anti Kekerasan menghadap presiden BJ Habibie dan meminta pemerintah meminta maaf atas kekerasan seksual yang dialami banyak perempuan saat kerusuhan tersebut.

Selanjutnya Saparinah pun diangkat oleh Habibie sebagai ketua pertama Komnas Perempuan yang dibentuk pada 15 Oktober 1998.

Hadiah uang yang diterima Saparinah selanjutnya diserahkan langsung kepada tiga lembaga nirlaba khusus isu perempuan yaitu Pundi Perempuan, Yayasan Pendidikan Nusantara Kartini, dan Anugerah Saparinah Sadli.

Nabil Award adalah penghargaan tahunan dari Yayasan Melly dan Eddie Lembong untuk National Building (NABIL) kepada ilmuwan sosial yang berjasa bagi pengembangan "national building" Indonesia melalui penelitian, penerbitan karya ilmiah atau aktivitas yang memberikan pencerahan kepada publik.

Saparinah adalah penerima Nabil Award ke-10 pada tahun ke-5 anugerah tersebut karena penerima penghargaan tiap tahun tidak melulu satu orang.

Pada 2010 misalnya, Nabil Award diberikan kepada sejarawan Anhar Gonggong, Mona Lohanda dan Asvi Warman Adam. (SDP-03)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011