Puasa dari impor barang akan sangat menguntungkan bagi perekonomian masyarakat.
Purwakarta (ANTARA) - Anggota DPR RI Dedi Mulyadi mengajak para pejabat pemerintah untuk puasa dari segala bentuk kebijakan tentang ketergantungan barang impor pada momentum bulan suci Ramadhan.

“Khusus bagi pejabat pemerintah, puasa harus membawa dampak sosial yang positif bagi masyarakat luas,“ kata Dedi, di Purwakarta, Jawa Barat, Minggu.

Ia mengatakan, ada sedikit perbedaan antara pejabat pemerintah pembuat kebijakan dan masyarakat pada momentum bulan puasa.

Tidak hanya soal menahan makan, minum dan hawa nafsu, tapi puasa bagi pejabat adalah momen untuk menghentikan segala bentuk kebijakan terhadap ketergantungan barang impor.

Menurut dia, puasa dari impor barang akan sangat menguntungkan bagi perekonomian masyarakat.

Dia menyatakan pula, puasa bagi pejabat pengambil keputusan adalah dengan cara menahan diri untuk tidak terus-menerus melakukan impor.

“Apalagi kalau barang tersebut ada di Indonesia dengan kualitas yang sama, tidak perlu ada impor,” katanya lagi.

Ia mencontohkan hal yang tak perlu lagi impor adalah beras, karena saat ini sejumlah daerah sedang memasuki masa panen. Selain itu, ada juga produk mebel dan kain yang seluruhnya terdapat di Indonesia dengan kualitas bersaing.

Menurut Dedi, dengan membatasi atau berpuasa impor, maka produk dalam negeri akan banyak dibeli oleh masyarakat. Bahkan ke depan dengan semakin banyaknya peminat, bukan tidak mungkin produsen akan terus meningkatkan kualitas produk.

“Berpuasalah dari keinginan selalu impor agar produk dalam negeri bisa Lebaran,” katanya pula.
Baca juga: Presiden: APBN hemat Rp60-70 triliun jika setop impor LPG ganti DME
Baca juga: Komisi IV DPR dorong pemerintah setop impor bawang putih

Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2022