Makanan mengandung lemak jenuh umumnya berasal dari hewan, seperti mentega, keju, es krim, daging kambing. Sedangkan sumber lemak tidak jenuh di antaranya kacang-kacangan, minyak jagung, serta ikan laut.
Jakarta (ANTARA) - Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban mengatakan lansia dengan kolesterol tinggi bisa tetap beribadah puasa secara aman bila disiplin menjaga pola makan.

"Diet rendah lemak, terutama lemak jenuh dan kolesterol. Pastikan cukup serat, dan mengontrol berat badan," kata Zubairi Djoerban yang dikonfirmasi di Jakarta, Senin siang.

Makanan yang banyak mengandung lemak jenuh, kata Zubairi, umumnya berasal dari hewan, seperti mentega, keju, es krim, daging kambing. Sedangkan sumber lemak tidak jenuh di antaranya kacang-kacangan, minyak jagung, serta ikan laut.

"Hindari sumber kolesterol seperti kuning telur, udang, dan makanan yang berasal dari hewan," katanya.

Zubairi yang juga seorang dokter onkologi itu mengatakan tubuh membutuhkan kolesterol untuk membangun sel-sel yang sehat. Tetapi kadar kolesterol yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Dengan kolesterol tinggi, katanya, timbunan lemak di pembuluh darah mengembang dan endapan terus tumbuh, sehingga sulit bagi cukup darah untuk mengalir melalui arteri.

"Terkadang, endapan tersebut dapat pecah secara tiba-tiba dan membentuk gumpalan yang menyebabkan serangan jantung atau stroke," katanya.

Zubairi mengatakan kolesterol tinggi tidak memiliki gejala. Tes darah adalah satu-satunya cara untuk mendeteksi kolesterol di tubuh manusia.
Baca juga: Pentingnya jaga kadar kolesterol saat puasa
Baca juga: Periksa kolesterol tak disarankan lewat ujung jari


Institut Jantung, Paru, dan Darah Nasional AS (NHLBI) merekomendasikan agar pemeriksaan kolesterol dilakukan setiap satu hingga dua tahun untuk pria berusia 45 hingga 65 tahun dan wanita berusia 55 hingga 65 tahun.

Sedangkan usia di atas 65 tahun harus menjalani tes kolesterol setiap tahun, kata Zubairi.

"Seorang pasien usianya 50 tahun, tidak gemuk, sukanya makan lalapan dan tidak terlalu sering makan daging. Tapi hasil medical check up-nya menunjukkan bahwa dia mempunyai kolesterol yang tinggi," katanya.

Menurut Zubairi sumber kolesterol yang ada dalam darah sebagian besar berasal dari pembentukan kolesterol oleh hati dan sisanya berasal dari makanan yang dikonsumsi.

"Itu kenapa yang tidak gemuk bisa punya kolesterol tinggi. Jadi, tak berarti yang gemuk pasti kolesterol tinggi, dan sebaliknya," katanya.

Zubairi menyampaikan tips berpuasa yang aman bagi lansia, di antaranya hindari makanan tinggi gula dan garam yang menyebabkan mudah lelah, kurangi kafein yang menyebabkan buang air kecil lebih banyak sehingga berisiko dehidrasi, serta makan camilan bergizi seperti kurma, yoghurt tanpa pemanis, dan kacang badam.

"Makanan harus mengandung tiga porsi sayur dan tiga porsi buah. Selain mengandung serat, buah dan sayur juga mengandung vitamin yang berguna untuk mencegah low-density lipoprotein (LDL) berubah menjadi senyawa yang berbahaya," katanya.

Asupan makan yang sehat tanpa olahraga juga tidak akan efektif untuk menurunkan kolesterol. Zubairi menyarankan olahraga secara teratur, seperti joging dan jalan cepat selama 150 menit dalam sepekan.
Baca juga: Konsumsi serat yang cukup bisa jaga kadar kolesterol dan gula darah
Baca juga: Mengupas kelainan kolesterol yang bisa dialami orang kurus dan gemuk

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2022