Jakarta (ANTARA) - Mitra Seni Indonesia (MSI) mengajak seluruh anggotanya untuk memperkokoh kebersamaan dan kekompakan di bidang pengembangan seni, dalam menyongsong usia ke-15 tahun perkumpulan itu pada Agustus 2022.

"Eksistensi Mitra Seni Indonesia harus tetap dijaga dengan mengembangkan talenta berkesenian," ujar pendiri sekaligus Ketua Dewan Pembina Mitra Seni Indonesia Sri Harmoko, dalam diskusi virtual uang diikuti dari Jakarta, Kamis.

Mitra Seni Indonesia didirikan pada 9 Agustus 2007 sebagai wadah bagi pemerhati/pencinta/pelaku seni untuk bersama-sama mengembangkan talenta dan berkesenian.

MSI yang didirikan Ir. Santoyo Sastrowardoyo ini memiliki 24 kelompok pelatihan, di antaranya pelatihan kolintang, angklung, tari, karawitan, paduan suara, seni lukis, karawitan dan jenis kesenian lainnya.

Ketua Umum MSI Sari Ramdani Basri mengatakan kegiatan di organisasi tidak pernah terhenti meski pandemi. Kendati sejumlah pergelaran diselenggarakan secara virtual, tetapi tak menyurutkan arti kebersamaan.

"Hal ini juga tercermin dari banyaknya kegiatan MSI dalam bentuk ajang dan rekaman-rekaman pelatihan yang dapat terealisasi dalam masa pandemi," kata dia.

Dalam mengisi Ramadhan, kata dia, MSI akan menggelar bakti sosial dengan sasaran santunan kepada yayasan yayasan, di antaranya yayasan yatim piatu, rumah singgah, bahkan kuli gendong di pasar.

Menurutnya, kegiatan bakti sosial yang dilaksanakan sebenarnya tidak hanya pada setiap bulan suci Ramadhan, tetapi juga pada perayaan keagamaan lainnya.

"Sumbangan bakti sosial yang mulai dibuka hari ini diharapkan dapat menyalurkan santunan kepada yang berhak menerimanya," kata dia.

Sementara itu, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar yang juga turut hadir dalam kegiatan tersebut berpesan untuk terus memanusiakan manusia. Manusia sejati adalah manusia yang bisa mengombinasikan ilmu dan agama.

Nasaruddin mengingatkan agar menjadi manusia yang arif dan bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Orang yang arif tercermin dari perilaku yang bijaksana. Begitu pula dengan berkesenian, harus membawa dampak positif bagi diri serta lingkungan.
​​​​
"Zaman sekarang banyak orang pintar yang tidak arif. Untuk itu kita harus memiliki ilmu. Selain pintar kita juga arif bijaksana," kata dia.

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022