Jakarta (ANTARA News) - Belum sepekan menjabat Menteri BUMN Dahlan Iskan kembali membuat gebrakan dengan menginstruksikan seluruh perusahaan milik negara serentak melakukan rapat internal setiap Selasa.

"Rapat internal masing-masing BUMN setiap hari Selasa disesuaikan dengan Rapat Pimpinan (Rapim) di Kementerian BUMN," kata Dahlan di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta.

Menurutnya, penyeragaman waktu rapat tersebut agar masing-masing BUMN dapat berlangsung efektif dan tidak terganggu oleh keperluan lain yang menyangkut koordinasi dengan Kementerian BUMN.

"Jadi pada saat yang bersamaan tidak ada direksi atau komisaris BUMN yang keluar kantor. Semuanya fokus rapat," kata Dahlan.

Ia menjelaskan rapat Selasa setiap pakan sudah dilakukannya sejak menjabat di PT PLN. Di perusahaan setrum negara itu ia mengaku rapat dilakukan antara jam 07:00-09:00 WIB.

"Tidak ada alasan bagi direksi dan komisaris tidak ikut rapat. Tidak ada pula alasan rapat ditiadakan," tegasnya.

Dahlan mengakui saat memimpin PLN dirinya belum pernah tidak hadir. Bahkan ketika ada agenda rapat dengan Kementerian Keuangan dan Bappenas terpaksa kita tolak karena harus menuntaskan rapat internal terlebih dahulu.

Selama hampir 2 tahun memimpin PLN, pria kelahiran Magetan, 17 Agustus 1951 ini mengaku tidak pernah bolos rapat.

"Rapat jika dilakukan efektivitas akan banyak keputusan yang dapat diambil. Setiap rapat bisa sekitar 50 persoalan dapat diselesaikan," katanya.

Dengan begitu terjadi kesamaan seluruh BUMN yaitu, Senin konsolidasi internal, Selasa rapat manajemen, sehingga efektif bekerja adalah Rabu, Kamis dan Jumat.

Sedangkan dua hari lainnya Sabtu dan Minggu diarahkan agar digunakan untuk peninjauan ataupun peresmian proyek-proyek.

"Meninjau atau meresmikan proyek jangan di hari Rabu atau Kamis, tidak efektif karena merupakan hari kerja," ujarnya,

Pengetatan pelaksanaan rapat di BUMN merupakan bagian dari program prioritas membenahi BUMN.

"Saya menargetkan aktivitas atau kegiatan surat-menyurat, pembuatan laporan, dan rapat-rapat diturunkan hingga 50 persen. Ini bagian dari awal pelaksanaan efisiensi di BUMN," ujarnya.
(R017/R022)



Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011