Makassar (ANTARA News) - Pemerintah Thailand mengundang Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk membicarakan kemungkinan kerja sama dan bentuk dukungan terhadap bisnis sutera di Sulsel, yang merupakan salah satu hasil dari "South Sulawesi Silk Summit" di Makassar, Jumat, 21 Oktober 2011 yang dihadiri perwakilan Thailand dan Malaysia.

Kepala Bidang Promosi dan Investasi Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Provinsi Sulsel, Sukarniaty Kondolele di Makassar, Sabtu, mengatakan bahwa Sulsel juga diundang ikut serta dalam penyelenggaraan pameran sutera internasional di Thailand.

Thailand juga menyatakan dukungannya penuhnya terhadap penyelenggaraan "World Silk Conference" 2012 di Sulsel.

Ia menambahkan, Thailand tertarik dengan sutera Sulsel karena sangat berwarna.

Dua perwakilan dari Thailand dan Malaysia menghadiri "South Sulawesi Silk Summit" untuk bertukar pikiran tentang pengembangan industri kreatif sutera bersama 150 peserta dari unsur pemerintah, perajin, swasta dan asosiasi persuteraan di Provinsi Sulsel.

Asisten III Provinsi Sulsel Bidang Kesejahteraan Rakyat Amal Natsir menjelaskan, selain berbagi pengetahuan, kegiatan tersebut juga diharapkan dapat memberikan penguatan terhadap posisi tekstil Indonesia khususnya sutera Sulsel di dunia.

Tantangan dunia persuteraan adalah ketidakseimbangan jumlah bahan baku dengan kebutuhan produksi. Industri hilir saat ini membutuhkan 260 ribu ton benang sutera setiap tahun, namun produksinya baru dapat mencapai 120 ribu ton.

Pada sisi pasar dibutuhkan sentuhan perancang untuk mendorong peningkatan citra sutera Sulsel yang berkualitas tinggi namun belum siap pakai untuk mengimbangi masuknya sutera China yang murah dan siap pakai.

Industri hulu juga membutuhkan sentuhan teknologi untuk memenuhi permintaan global yang tinggi dan sesuai keinginan konsumen.

Pemerintah provinsi berkomitmen agar sutera Sulsel dapat memberikan efek yang luas pada kesejahteraan masyarakat dengan mendorong penguatan industri serta peran dunia perbankan untuk berinvestasi di industri hulu. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011