Jakarta (ANTARA) - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P mengundang intelek Muslim Indonesia Muhammad Ainun Nadjib atau Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) untuk memberi kajian komprehensif mengenai relasi agama dengan kebangsaan, serta menunjukkan pentingnya dialog kebangsaan untuk menjaga persatuan.

"Seluruh dialog dalam suasana Ramadhan ini tentu saja juga akan mengangkat bagaimana syiar agama Islam meneladani dari para Wali Sanga misalnya. Berbagai hal yang membangun semangat kerukunan, kehidupan beragama yang betul-betul mendorong setiap insan untuk berdarmabakti, berbuat kebaikan bagi seluruh rakyat Indonesia, bagi bangsa, dan negara itu terus akan dilakukan," kata Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto seusai mengikuti kegiatan berbuka puasa di Sekolah Partai DPP PDIP, Jakarta Selatan, Minggu.

Hasto menerangkan kehadiran Cak Nun merupakan undangan dari Ketua Umum Megawati.

"Acara telah dipersiapkan secara khusus dan juga diadakan dialog antara Mbak Puan Maharani dengan Cak Nun," kata Hasto.

Setelah berbuka puasa bersama, para jajaran PDIP menunaikan salat Magrib dan Isya berjemaah. Setelah itu, dilakukan tarawih yang dilanjutkan dengan sinau atau kajian.

Baca juga: Bamusi PDIP gelar mengaji dan buka puasa bersama Cak Nun
Baca juga: Puan: PDIP implementasikan bangsa berketuhanan dan berkebudayaan
Baca juga: Kotak ajak Cak Nun kolaborasi lagu "Manusia Manusiawi"


Politikus asal Yogyakarta itu menyampaikan Ketua Umum Megawati memiliki perhatian khusus untuk mengisi Ramadhan dengan kajian-kajian yang positif.

"Karena dulu Ibu Mega sering diajak oleh Gus Dur berziarah ke makam para Wali Sanga," kata Hasto.

Ketua DPP Bidang Ideologi dan Kaderisasi PDIP Djarot Saiful Hidayat menyampaikan Cak Nun memiliki perhatian dengan isu kebangsaan dan kenegarawanan.

Cak Nun, lanjut Djarot, juga mengkhawatirkan berbagai macam isu yang sekarang ini banyak masyarakat yang mudah dibentur-benturkan.

Eks Gubernur DKI Jakarta itu juga menyampaikan ada pihak yang tidak percaya Cak Nun hadir di acara PDIP. Namun, Djarot menyatakan Cak Nun kini berada di Kandang Banteng.

"Beliau menjawab bahwa ini bukan persoalan pribadi-pribadi dan dia pasti datang. Bahwa ini satu gerakan yang revolusioner bahwa membangun sinau bareng (belajar bersama) tentang semangat kebangsaan dan kenegarawanan itu menjadi satu nilai yang sangat penting, apalagi di dalam mengisi kegiatan di bukan suci Ramadhan ini," ucap Djarot.

Ketua Badan Pengkajian MPR RI itu juga menyatakan Cak Nun menginginkan masyarakat memperkuat nilai-nilai kebangsaan, selain keagamaan.

"Sebetulnya inilah kita semua melakukan revolusi mental sebetulnya. Revolusi mental yang kita perkuat itu adalah hati kita, batin kita, nurani kita, spiritualitas kita, bagaimana kita bisa mengendalikan, bisa berintrospeksi diri, bisa menatap ke depan lebih bagus lagi," kata Djarot.

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2022