Jakarta (ANTARA) - Kepala Vingroup Pham Nhat Vuong mengatakan bahwa unit mobil perusahaan, VinFast, akan mencari pembiayaan dari pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk mendukung ekspansi di negara tersebut melalui pabrik yang direncanakan di North Carolina.

"Ini merupakan salah satu opsi pembiayaan kami, tetapi kami perlu membuktikan kepada mereka bahwa kami memenuhi syarat," ujar Pham Nhat Vuong dikutip dari Reuters, Senin.

Pembangunan pabrik di AS diestimasikan akan membutuhkan biaya sebesar 4 miliar dolar AS atau sekitar Rp57 triliun. VinFast mengatakan bahwa minggu ini, perusahaan induk yang berbasis di Singapura telah mengajukan penawaran umum perdana (IPO) dengan regulator sekuritas AS.

Baca juga: VinFast luncurkan SUV mewah hanya 500 unit di Vietnam

Dengan ekspansi ke pasar AS, VinFast yang mulai beroperasi pada 2019 itu berharap dapat bersaing dengan produsen mobil dan perusahaan rintisan lama dengan dua SUV listrik dan model penyewaan baterai yang akan mengurangi harga pembelian.

"Kami bertekad untuk mendorong dan berkomitmen untuk IPO ini, tetapi target tertinggi untuk IPO bukanlah pembiayaan melainkan untuk menyiapkan VinFast di pasar global," imbuh Pham Nhat Vuong.

Pham Nhat Vuong juga mengatakan, pinjaman melalui program Advanced Technology Vehicles Manufacturing (AVTM) dari pemerintah AS merupakan opsi lainnya yang sedang dijajaki oleh VinFast.

VinFast berjanji akan menciptakan 7.500 pekerjaan di pabrik North Carolina yang akan membuat SUV VF8 dan VF9 bertenaga baterai. Perusahaan mengatakan, pembangunan pabrik akan dilakukan segera setelah mendapatkan izin, sedangkan produksi ditargetkan dimulai pada 2024.

Selain itu, perusahaan juga berencana mengekspor dua kendaraan listrik dari pabrik Vietnam ke AS pada akhir tahun ini.

Baca juga: Vinfast Vietnam siap produksi bus listrik dan SUV di AS

Baca juga: Vinfast Vietnam bangun pabrik kendaraan listrik 2 miliar dolar di AS

Baca juga: Mobil Vietnam VinFast incar pasar AS dan Eropa
Pewarta:
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022