"Konflik ini akan mengakibatkan berkurangnya pasokan biji-bijian, kenaikan harga pangan, dan akses yang lebih buruk terhadap makanan, terutama gandum, di negara-negara pengimpor," kata Taras Kachka, wakil menteri untuk pembangunan ekonomi, perdaganga
Kiev (ANTARA) - Konflik antara Rusia dan Ukraina, pengekspor utama bahan makanan seperti gandum, akan berdampak terhadap 25 persen pasar biji-bijian global, demikian menurut seorang pejabat Ukraina pada Sabtu (9/4).

"Konflik ini akan mengakibatkan berkurangnya pasokan biji-bijian, kenaikan harga pangan, dan akses yang lebih buruk terhadap makanan, terutama gandum, di negara-negara pengimpor," kata Taras Kachka, wakil menteri untuk pembangunan ekonomi, perdagangan dan pertanian Ukraina.

Pelabuhan-pelabuhan Ukraina, rute utama untuk ekspor biji-bijian, telah diblokade, imbuhnya.

Pada 2021, Ukraina menorehkan rekor panen biji-bijian, polong-polongan dan biji minyak dengan total lebih dari 106 juta ton, menurut kantor berita Ukrinform yang dikelola pemerintah.

Pada paruh pertama tahun pemasaran saat ini, yang berlangsung dari Juli 2021 hingga Juni 2022, Ukraina mengekspor hasil panen dan biji minyak senilai sekitar 10 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.359), naik 56 persen secara tahunan.

"Konflik saat ini, yang terjadi ketika ekonomi di seluruh dunia masih terdampak COVID-19, menimbulkan tantangan baru bagi ketahanan pangan global," kata Boubaker Ben-Belhassen, direktur divisi perdagangan dan pasar Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO) PBB.

"Banyak negara bergantung pada pasokan dari Ukraina dan Rusia untuk kebutuhan impor pangan mereka, termasuk banyak negara kurang berkembang dan negara-negara berpenghasilan rendah yang mengalami defisit pangan," kata Ben-Belhassen kepada Xinhua dalam wawancara baru-baru ini.

Rusia dan Ukraina merupakan produsen dan eksportir pertanian utama, katanya, menambahkan bahwa Rusia merupakan pengekspor pupuk nitrogen terbesar di dunia, pemasok pupuk potasium terbesar kedua di dunia dan pengekspor pupuk fosfor terbesar ketiga di dunia pada 2021.

Diproduksi oleh Xinhua Global Service
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022