London (ANTARA) - Rubel Rusia melemah tajam dalam perdagangan yang menggelisahkan pada Senin, membalikkan beberapa kenaikan minggu sebelumnya, setelah bank sentral memutuskan untuk melonggarkan langkah-langkah pengendalian modal sementara yang bertujuan untuk membatasi penurunan mata uang.

Jumat (8/4/2022) malam, bank sentral mengatakan akan membatalkan komisi 12 persen untuk membeli mata uang asing melalui broker mulai 11 April dan mencabut larangan sementara menjual uang tunai valuta asing kepada individu mulai 18 April.

Rubel jatuh ke 82,09 terhadap dolar pada pembukaan pasar di Moskow, dari 71 rubel yang dicapai pada Jumat (8/4/2022) untuk yang terkuat sejak 11 November.

Pada pukul 07.27 GMT, rubel hampir 5,0 persen lebih lemah hari ini di 79,90 terhadap dolar dan 4,3 persen terhadap euro di 86,35.

Keputusan untuk membatalkan komisi 12 persen pada operasi valas berarti spekulan akan dapat berdagang lagi, kata Alor Brokerage, menambahkan bahwa pelaku pasar cenderung untuk mengunci keuntungan sekalipun kecil.

Baca juga: Rusia longgarkan aturan pembelian valuta asing saat rubel reli

Rubel mempertahankan dukungan dari konversi wajib 80 persen pendapatan valas oleh perusahaan-perusahaan yang berfokus pada ekspor serta dari suku bunga tinggi, meskipun bank sentral secara tak terduga memangkas suku bunga utamanya dari 20 persen menjadi 17 persen minggu lalu.

Analis ITI Capital mengatakan Rusia menerima sekitar 1,4 miliar dolar AS per hari dalam pendapatan ekspor dan rubel dapat menguat lebih jauh, mengingat kontrol modal Rusia dan menyusutnya impor.

Pemotongan bank sentral mendukung obligasi pemerintah OFZ Rusia. Kementerian Keuangan mengatakan pada akhir pekan bahwa mereka tidak akan meminjam di pasar utang lokal atau asing tahun ini.

Menteri Keuangan Anton Siluanov juga mengatakan bahwa Rusia akan mengambil tindakan hukum jika Barat mencoba memaksanya untuk gagal membayar utang negaranya.

Imbal hasil OFZ 10-tahun, yang bergerak terbalik dengan harganya, turun menjadi 10,62 persen pada Senin. Itu adalah yang terendah sejak 22 Februari, dua hari sebelum Rusia memulai apa yang disebutnya "operasi militer khusus" di Ukraina, yang memicu sanksi Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia.

Di pasar saham, Indeks RTS berdenominasi dolar turun 4,5 persen menjadi 1.031,4 poin, tetapi Indeks MOEX Rusia berbasis rubel naik 0,8 persen menjadi 2.614,0 poin dengan dukungan dari penurunan rubel.

Baca juga: Pemulihan rubel kehilangan tenaga, saham jatuh setelah sanksi baru AS

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022