Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Iwan Syahril mengatakan kebutuhan akan guru bersertifikat sangat besar.

“Akan tetapi, kebutuhan tersebut tidak diimbangi dengan jumlah guru yang menjadi peserta pendidikan profesi guru,” ujar Iwan Syahril dalam taklimat media yang dipantau di Jakarta, Senin.

Baca juga: PGRI minta Kemendikbud tak bikin pernyataan yang meresahkan guru

Baca juga: Legislator: Profesi guru harus mendapat apresiasi yang baik


Dia menjelaskan pada 2022, jumlah guru yang pensiun sebanyak 70.000 orang, namun jumlah guru maupun calon guru yang mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) hanya sekitar 30.000 orang.

Padahal, dengan mengikuti PPG, lanjut dia, tata kelola dan kesejahteraan guru lebih terjamin. Lulusan perguruan tinggi yang mengikuti PPG tersebut tidak perlu bingung, karena pemerintah terus berupaya meningkatkan formasi ASN guru.

“PPG ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para guru,” tambah dia.

Pada 2021, pemerintah menyediakan formasi untuk guru pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) sebanyak 506.000, namun 117.000 formasi kosong.

Baca juga: Nadiem pastikan tunjangan guru tidak terdampak pemotongan anggaran

Direktur Kelembagaan Direktorat Pendidikan Tinggi Riset Teknologi (Diktiristek) Ditjen Diktiristek Kemendikbudristek, Lukman mengatakan saat ini terdapat lebih dari 1,2 juta guru yang belum memiliki sertifikat pendidik.

“Selain banyak guru yang belum memiliki sertifikat pendidik, banyak juga Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK) yang belum memadai untuk melayani kebutuhan sertifikasi guru setiap tahun. LPTK penyelenggara PPG perlu ditingkatkan kemampuannya dalam merancang pembelajaran yang inovatif,” kata Lukman.

Pewarta: Indriani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022