Pengembangan teknologi foil fotovoltaik di Indonesia akan menjadi potensi yang baik untuk peningkatan TKDN
Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina New Renewable Energy (NRE) akan mengembangkan bisnis manufaktur foil fotovoltaik di Indonesia bekerja sama dengan perusahaan semikonduktor dan komponen elektronik asal Belanda, Hyet Solar Netherlands BV.

"Kerja sama strategis ini merupakan salah satu inisiatif Pertamina NRE untuk mengembangkan bisnis manufaktur fotovoltaik. Pengembangan teknologi foil fotovoltaik di Indonesia akan menjadi potensi yang baik untuk peningkatan TKDN," kata Direktur Utama Pertamina NRE Dannif Danusaputro dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Pada 7 April 2022 lalu, kedua perusahaan ini telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman yang disaksikan langsung oleh Duta Besar Belanda untuk Indonesia Mayerfas.

Pertamina NRE agresif untuk terus menjalankan proyek-proyek pembangkit listrik tenaga surya yang saat ini fokusnya adalah internal Pertamina dengan potensi mencapai 500 megawatt.

Untuk melakukan percepatan transisi energi, perusahaan lantas berkolaborasi dengan berbagai mitra strategis, baik kolaborasi teknis ataupun investasi.

Menurut Dannif, Pertamina NRE memegang peran strategi dalam upaya Pertamina mengurangi emisi karbon dan mendukung pemerintah mencapai emisi nol bersih pada 2060.

Pertamina telah menyatakan komitmen penuh untuk mengimplementasikan aspek environment, social, and governance (ESG), sehingga terwujud bisnis yang baik dan berkelanjutan bagi lingkungan sekitar.

Dalam kerja sama itu, Hyet Solar mengusung teknologi foil fotovoltaik bernama solar powerfoil berupa film tipis yang dibuat dari lapisan sel surya berbahan silikon amorf dan mikro-kristal dengan bentuk seperti foil setebal 0,5 milimeter yang dapat digulung.

Keunggulan dari teknologi foil fotovoltaik adalah efisiensi dari sisi pemasangannya karena bisa dipasang di berbagai macam permukaan.

Sebagai fase awal dari kerja sama, Hyet Solar akan menjalankan proyek percontohan pengembangan solar powerfoil skala kecil. Apabila proyek tersebut memenuhi parameter investasi, maka kedua pihak akan melanjutkan dengan studi kelayakan.

"Suatu kehormatan bagi kami bahwa kami dapat berkontribusi pada pengembangan teknologi dalam transisi energi di Indonesia. Ini adalah produk fotovoltaik yang inovatif di mana 95 persen bahan bakunya ada di Indonesia, sehingga dapat mengurangi penggunaan komponen impor," kata Chief Executive Officer Hyet Solar Rombout Swanborn.

Sementara itu, Duta Besar Belanda untuk Indonesia Mayerfas memandang bahwa penandatanganan nota kesepahaman tersebut sejalan dengan visi Indonesia 2045 dan Presidensi G20 untuk mencapai kedaulatan energi serta transisi energi berkelanjutan di Indonesia.

"Saya percaya kerja sama kedua pihak ini akan berkontribusi pada upaya nasional dan global dalam mewujudkan energi yang lebih hijau," ucap Mayerfas.

Baca juga: Pertamina NRE produksi 4.686 GWh setrum bersih selama 2021
Baca juga: Pertamina NRE-Masdar teken MoU kembangkan energi bersih di Indonesia
Baca juga: Pertamina prioritaskan proyek transisi energi dari fosil ke EBT

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022