Jakarta (ANTARA) - Aktor Dwi Sasono memberikan napas baru pada tiga patung bernama "Suwung" di Art Jakarta Gardens, Hutan Kota by Plataran yang digelar pada 7-14 April 2022. Tiga patung Buddha yang ada di bawah jenama Lebur, entitas seni Dwi Sasono, dibuat dari patung batu terbengkalai yang disempurnakan kembali dengan perunggu di beberapa bagian seperti kepala dan tangan.

"Selain saya menggabungkan antara batu dengan logam ini, melebur, Lebur itu juga sebuah penerapan Sastra Jendra," kata Dwi ditemui di pembukaan Art Jakarta Gardens, Jakarta, Kamis, (7/4).

Aktor kelahiran 30 Maret 1980 ini menjelaskan, Sastra Jendra adalah ilmu kesempurnaan jiwa melalui panca indra, nalar, dan rasa sejati yang berpadu secara harmonis, sehingga melebur dan menyatu. Titik akhir, lanjut dia, akan kembali ke titik awal, dari kosong menjadi ada dan dari ada kembali menjadi kosong.

"Saat apa pun, jiwa, mencapai titik kesadaran yang tertinggi, pasti akan kosong. Makanya saya buat judul series ini 'Suwung' artinya kosong," kata suami dari penyanyi Widi Mulia.

Baca juga: Dwi Sasono bawa pulang tiga 'teman' baru usai dinyatakan bebas narkoba

Pemain film "Dua Garis Biru" ini bertanggungjawab dalam hal kurasi memilih patung yang punya "chemistry" dengannya. Seraya berseloroh, Dwi mengungkapkan perasaan bertemu dengan patung yang tepat adalah seperti berjumpa dengan orang yang berjodoh dengannya.

Patung-patung terbengkalai yang kondisinya tak sempurna itu ditemukan dalam perjalanan mengunjungi perajin patung di Magelang dan Mojokerto. Tim beranggotakan tiga orang perajin perunggu yang membuat bagian baru agar limbah seni kembali sempurna, sesuai konsep yang dibuat oleh Dwi. Proses totalnya bisa mencapai waktu tiga hingga empat bulan.

Setelah patung kembali utuh, aktor yang dikenal sebagai Adi dalam sitkom "Tetangga Masa Gitu?" ambil bagian dalam finalisasi, termasuk dalam hal pewarnaan.

Paduan batu dan perunggu bukan tanpa alasan. Elemen perunggu menyimbolkan cahaya yang berkilau, sementara batu adalah simbol gelap. Dengan memadukan kedua elemen, patung ini seakan telah melewati kegelapan dan disempurnakan hingga akhirnya terlahir kembali, berada di titik pencerahan yang tertinggi.
 


Tiga patung dengan posisi mudra, termasuk gestur dharmachakra, dibuat khusus untuk pameran seni Art Jakarta Gardens 2022. Total ada 15 patung yang ia buat sejak akhir 2018. Karya pertamanya diperlihatkan pertama kali tak lama sebelum dia ditangkap pihak berwenang yang menemukan ganja di rumahnya.

"Gue 'ditarik' juga untuk masuk seperti mereka (patung), melewati proses hening, sebab akibat dari perbuatan gue, untuk mendapatkan pencerahan di situ," kata Dwi yang menerbitkan buku berisi kutipan-kutipan dari apa yang dirasakan selama rehabilitasi di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO).

Minatnya terhadap patung tua rupanya sudah muncul sejak kecil. Dwi mengungkapkan, masa kecilnya diwarnai dengan perjalanan mengunjungi berbagai candi, sesuatu yang bisa dilihat dari kumpulan foto-fotonya saat kecil.

"Ternyata saya sejak kecil sudah dikenalkan ke situ, makanya saya senang. Melihat patung-patung tua itu saya senang," kata ayah dari aktris cilik Widuri Putri Sasono.

Suatu waktu, dia memiliki patung sapi Andini yang kondisinya tidak sempurna. Pinggulnya patah dan bagian lehernya tidak ada. Dwi kerap merenung sambil mengamati patung tersebut, membayangkan kemana perginya bagian yang hilang, sampai muncul gagasan untuk membuatnya kembali menjadi utuh dengan elemen lain.

Sebagai seorang aktor yang berkarya lewat gerak, raut wajah dan emosi, seni patung yang identik dengan keheningan dianggap Dwi punya kekuatan dahsyat, alasan mengapa dia memilih untuk menekuni kesenian ini di luar akting.

Baca juga: Dapat peran sebagai guru yoga, Dwi Sasono minta diajari istri

Baca juga: Pulih dari masalah narkoba, Dwi Sasono kembali berakting

Baca juga: Widi Mulia sambut kepulangan Dwi Sasono

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022