Konsumsi makanan tinggi lemak saat sahur dapat membebani lambung
Tangerang (ANTARA) - Dokter Umum RS Sari Asih Karawaci Tangerang, dr Fadli Ambara mengatakan penderita penyakit pencernaan seperti maag dan asam lambung (GERD) tetap bisa melaksanakan ibadah puasa namun harus menghindari mengkonsumsi makanan pedas dan lemak tinggi.

"Konsumsi makanan tinggi lemak saat sahur dapat membebani lambung. Nantinya saat pagi harinya perut mulai terasa tidak nyaman," kata dr Fadli Ambara di Tangerang Kamis dalam keterangannya.

Dijelaskannya penyakit pencernaan memang menjadi momok menakutkan bagi sejumlah orang yang memiliki riwayat tertentu dalam menjalankan ibadah puasa. "Ibadah puasa Ramadhan tetap dapat dijalani oleh para penderita penyakit asam lambung dengan beberapa catatan," ujarnya.

Catatan lainnya yang harus diperhatikan adalah terkait konsumsi obat. Biasanya akan timbul rasa tidak nyaman pada penderita GERD/penyakit asam lambung pada saat berpuasa. Kalau merasa tidak nyaman, sehari sebelum puasa dan sebelum sahur bisa minum obat terlebih dahulu.

"Rasa tidak nyaman itu biasanya hanya terjadi tujuh hingga sepuluh hari di awal puasa, namun kemudian kondisi tubuh akan beradaptasi dan mulai nyaman menjalani puasa tanpa memerlukan bantuan obat," ujarnya.

Baca juga: Persiapan Ramadhan untuk penderita GERD

Baca juga: Tips aman berpuasa bagi penderita GERD


Mengenai menu makanan juga harus diperhatikan yakni agar mengutamakan berjenis clean food seperti sayur yang direbus atau protein rendah lemak yang dikukus atau dibakar.

"Makanan tanpa rasa pedas dan asam bisa menjadi pilihan sebagai menu sahur. Kemudian saat berbuka, baru bisa konsumsi makanan berlemak seperti kolak, gulai atau rendang, tapi jangan berlebihan," katanya.

Kemudian ketika berbuka puasa agar tidak dengan makanan yang terlalu banyak dan cepat. Setelah berbuka puasa dengan makanan yang manis dan dianjurkan untuk melaksanakan shalat Maghrib dahulu.

"Konsumsi makanan berat bisa setelah shalat maghrib. Tujuannya ini supaya lambung tidak kaget, dan tentu saja agar mengurangi risiko terjadinya GERD," ujarnya.

Lalu pastikan tidak melewatkan waktu sahur, hindari tidur setelah sahur agar tidak memperberat kerja dari LES sehingga mengurangi resiko terjadinya GERD.

Jika gejala GERD memberat seperti mual mual, rasa panas di daerah dada atau heartBurn, sesak, maka tidak di sarankan untuk melanjutkan puasa, apalagi sampai timbul gejala muntah.

“Kesimpulannya janganlah takut untuk berpuasa bagi para penderita penyakit GERD atau asam lambung,” katanya.

Baca juga: Pengidap GERD tetap dapat menjalankan ibadah puasa Ramadhan

Baca juga: Dampak buruk langsung tidur usai sahur, GERD hingga stroke

Pewarta: Achmad Irfan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022