Jakarta (ANTARA) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI mensinergikan program Pangan Aman dengan Kampus Merdeka untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul melalui peningkatan kompetensi dan partisipasi mahasiswa di bidang keamanan pangan.

"Komunitas pendidikan seperti civitas akademika di perguruan tinggi, khususnya mahasiswa, kata Penny, merupakan komunitas intelektual yang sangat diharapkan berkontribusi aktif untuk menjaga keamanan pangan," kata Kepala BPOM RI Penny K Lukito dalam peluncuran program “Pangan Aman Goes to Campus” di Hotel Shangri La Jakarta, Kamis.

Penny mengatakan Kampus Merdeka diluncurkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sebagai salah satu terobosan dalam menyiapkan SDM mandiri. Melalui program ini, mahasiswa diberikan kesempatan luas untuk berkarya dan meningkatkan wawasan serta kompetensi di masyarakat.

BPOM melalui program 'Pangan Aman Goes to Campus' akan membentuk fasilitator untuk mendampingi Usaha Kecil Menengah (UMK) pangan olahan dalam pemenuhan persyaratan keamanan pangan.

Baca juga: Uji sampel produk Kinder rampung pekan ketiga April

Baca juga: BPOM: Kendalikan tembakau lewat simplifikasi cukai dan larangan rokok


Sinergi tersebut, kata Penny, merupakan bentuk keberpihakan BPOM terhadap pelaku UMK melalui pemberdayaan komunitas pendidikan sebagai pendamping UMK pangan olahan, sehingga produknya dapat memenuhi persyaratan keamanan pangan dan memperoleh izin edar BPOM.

"UMK pangan olahan mempunyai berbagai peran strategis di masyarakat, yaitu menyediakan kebutuhan dasar, khususnya pangan berkualitas untuk membangun manusia berkualitas," katanya.

Selain itu, UMK pangan olahan mampu menggerakkan perekonomian melalui pemanfaatan sumber daya lokal dan penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat. “Peran strategis yang dimiliki UMK pangan olahan tentunya perlu disertai dengan upaya peningkatan daya saing produk UMK," katanya.

Mahasiswa peserta program “Pangan Aman Goes to Campus” akan diberikan pembekalan kompetensi di bidang keamanan pangan sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Nomor 618 Tahun 2016 dan Peraturan BPOM Nomor 16 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pelatihan Pengawas Pangan Kabupaten/Kota dan Penyuluh Keamanan Pangan.

Selanjutnya, mahasiswa akan diberikan kesempatan terjun langsung untuk memperkaya dan meningkatkan wawasan serta kompetensinya dengan memberikan pendampingan kepada UMK pangan olahan dalam mengimplementasikan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) termasuk untuk industri rumah tangga.

Pada kegiatan peluncuran Program Pangan Aman Goes To Campus ini, dilaksanakan juga penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara BPOM dengan 13 perguruan tinggi yang tergabung dalam penyelenggaraan program tersebut.

Perguruan tinggi yang dimaksud di antaranya Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor, Universitas Padjadjaran, Universitas Brawijaya, Universitas Airlangga, Universitas Diponegoro, Universitas Sumatera Utara, Universitas Andalas, Universitas Hasanuddin, Universitas Bhayangkara Surabaya, dan Universitas Sahid.

Menurut Penny program tersebut akan diperluas hingga wilayah Indonesia Timur, seperti di Nusa Tenggara Timur, dengan membuka ruang diskusi program, sosialisasi informasi tentang registrasi, dan sertifikasi pangan olahan, serta program pendampingan UMK pangan olahan.

“Implementasi program ini diharapkan mampu meningkatkan pemberdayaan dan partisipasi mahasiswa dalam melakukan pendampingan terhadap UMK pangan olahan, serta menghasilkan lulusan perguruan tinggi yang kompeten, tangguh, dan siap bekerja di bidang keamanan pangan,” katanya.*

Baca juga: BPOM dan Pemkot Surabaya keliling pasar awasi keamanan pangan

Baca juga: BPOM Tanjungpinang tarik peredaran produk jajanan kinder joy

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022