Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy berharap gelaran Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 menjadi legasi Indonesia dalam agenda pengurangan risiko bencana (PRB).

Muhadjir juga mengharapkan Indonesia dapat menjalin kedekatan bilateral dengan negara-negara tertentu, agar dapat saling bertukar pengalaman penanganan bencana, hingga sumber daya ahli di bidang kebencanaan.

"Jadi dimungkinkan disana ada pertemuan bilateral dengan beberapa negara mitra, negara partner, yang mungkin kepentingannya sama dan urusannya sama, berkaitan masalah kebencanaan," ujar Muhadjir, dalam media briefing yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.

Muhadjir berharap Indonesia sebagai tuan rumah GPDRR 2022 memberi nilai strategis secara global, maupun skala domestik, dan merefleksikan kepercayaan komunikasi internasional atas kepemimpinan dalam mengusung isu-isu kebencanaan.

"Kemudian menegaskan posisi Indonesia sebagai center of knowledge (pusat pengetahuan) dalam bidang kebencanaan, memajukan soft diplomacy (diplomasi lunak) dalam bidang kemanusiaan dan pengurangan risiko bencana. Kemudian mengarahkan proses dialog dan kesepakatan dalam pengurangan risiko bencana di tingkat global, sesuai dengan kepentingan Indonesia. Tentu saja kepentingan regional maupun kepentingan internasional," kata Muhadjir, melanjutkan.

Disamping itu, GPDRR 2022 yang mengusung agenda "Dari Risiko Menuju Ketangguhan; Mewujudkan Ketangguhan untuk Semua Perubahan Dunia dari COVID-19”, dapat menguatkan kepercayaan internasional kepada Indonesia dalam penyelenggaraan salah satu pertemuan besar tingkat global secara aman dari COVID-19, terlebih menjelang Presidensi G20.

"GPDRR ini bisa dikatakan sebagai uji coba, uji nyali Indonesia menyelenggarakan pertemuan internasional. Jika berhasil dalam mencegah terjadinya poliferasi COVID-19, maka tentu saja G20 akan lebih confident (percaya diri) dilaksanakan di Indonesia," kata dia.

Harapan lainnya, GPDRR 2022 juga akan menjadi kesempatan untuk memperbaiki dan mempercepat implementasi Kerangka Sendai untuk pengurangan risiko bencana.

Menurut Muhadjir, hasil dari pertemuan GPDRR 2020 lalu menjadi sangat penting, karena semua catatan dan capaian yang diraih akan menjadi masukan bagi pertemuan middterm yang akan diselenggarakan pada 2023 serta akan menjadi masukan dan dikaitkan dan implementasi agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) Tahun 2030.

Sementara untuk kepentingan dalam negeri, katanya, GPDRR 2022 diharapkan secara langsung mendukung pertumbuhan di sektor ekonomi dan pariwisata nasional, setelah terdampak pandemi. Kemudian menunjukkan sektor perekonomian dan pariwisata Indonesia sejalan dengan strategi peningkatan ketahanan bencana

"Kemudian juga akan meningkatkan public awareness (kesadaran publik), mengingat pentingnya pengurangan risiko bencana, memberikan peluang besar peningkatan kapasitas para aktor dalam pengurangan risiko bencana Indonesia dan menjadi salah satu sarana kontijensi antarkementerian dan lembaga, kekuatan swasta dan juga masyarakat sipil, juga media massa dan perguruan tinggi untuk memahami dan memiliki komitmen yang kuat dalam usaha atau upaya kita untuk membaca secara intensif, menangani berbagai macam hal, seluk-beluk yang berhubungan dengan risiko bencana ini," kata dia.

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022