Palu (ANTARA) - Ketua Dewan Pimpinan Daerah Perhimpunan Pakar Gizi (Pergizi) Pangan Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah Nurdin Rahman mengingatkan masyarakat agar tidak memberi minum susu formula kepada bayi yang masih berusia 0 hingga 6 bulan.

"Jangan berikan susu formula kepada bayi berumur 0 sampai 6 bulan karena organ pencernaan mereka belum sanggup mencerna susu formula,"katanya di Kota Palu, Jumat.

Dikatakan, bayi berumur 0 sampai 6 bulan yang diberi susu formula akan mengalami masalah kesehatan di tubuhnya yakni diare karena susu formula terus tidak bisa terserap sempurna ke seluruh organ tubuhnya.

Jika terus menerus dibiarkan, maka dikhawatirkan akan berdampak pada tumbuh kembang hingga dewasa nanti. Oleh sebab itu bayi berumur 0 sampai 6 bulan harus diberi air susu ibu (ASI).

"Nanti sudah berusia di atas 6 bulan baru bisa diberi minum susu formula,"ujarnya.

Selain itu Nurdin mengajak para orang tua di Sulteng agar membiasakan anak-anaknya makan makanan yang dibuat di rumah.
Baca juga: Kemenkes: hampir separuh bayi di Indonesia tidak dapat ASI eksklusif
Baca juga: Bayi kurang ASI eksklusif bisa turunkan potensi Bifidobacterium

Sebab makanan yang dibuat di rumah terjamin keamanan, kesehatan dan kandungan gizinya dibandingkan jika membeli makanan di luar rumah yang tidak menutup kemungkinan dibuat dengan cara yang tidak higienis dan dicampurkan dengan bahan-bahan yang mengandung bahan berbahaya bagi tubuh.

"Jangan biasakan anak-anak jajan makanan di luar rumah. Kadangkala orang tua tidak mau repot membuatkan makanan di rumah lantas memberikan saja anaknya uang supaya jajan makanan di luar rumah. Terserah anaknya mau jajan makanan apa di luar yang penting makan,"tambahnya.

Jika dibiarkan terus menerus seperti itu, akan membahayakan kesehatan yang pada akhirnya berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Padahal masa anak-anak adalah masa dimana mereka harus memperoleh makanan yang sehat dan aman yang mengandung gizi seimbang.

Jika dibuat di rumah, lanjutnya, makanan yang dibuat terjamin keamanan dan kesehatannya serta terjamin kandungan gizinya.

"Makanan yang dibuat di rumah lebih terjamin keamanan dan gizi yang terkandung di dalamnya daripada makanan yang dibeli di luar. Makanan yang mengandung gizi seimbang artinya memiliki kandungan vitamin, protein dan serat yang cukup seperti yang terkandung dalam tempe, tahu, telur, daging dan sayur mayur. Semua itu mudah didapat di Sulteng,"katanya.
Baca juga: UNICEF: 50 persen bayi Indonesia usia 6-11 bulan minum susu formula
Baca juga: Khofifah sarankan produk bansos tidak sertakan kental manis untuk bayi
Baca juga: Perusahaan UEA luncurkan susu formula berbasis unta


Pewarta: Muhammad Arshandi
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2022