Jakarta (ANTARA) - Chief Executive Officer BMW Oliver Zipse mewanti-wanti perusahaannya agar tidak terlalu mengandalkan strategi kendaraan listrik (EV) yang pasarnya bergantung pada negara-negara tertentu saja.

Padahal, menurut Oliver Zipse, masih banyak negara yang memerlukan dan menjual mobil bermesin bakar konvensional.

"Ketika Anda melihat teknologi yang keluar, tren EV, kami harus berhati-hati karena pada saat yang sama, Anda meningkatkan ketergantungan pada sangat sedikit negara," kata Zipse dilansir Reuters, Jumat.

Baca juga: New BMW X3 produksi lokal meluncur dengan tampilan baru

Ia juga menyoroti bahwa pasokan bahan baku baterai sebagian besar masih dikendalikan oleh China.

"Jika seseorang tidak dapat membeli EV karena alasan tertentu tetapi membutuhkan mobil, apakah Anda lebih suka meminta dia untuk terus memakai mobil lamanya? Jika Anda tidak menjual mesin pembakaran lagi, maka orang lain yang akan melakukannya," kata Zipse.

Kendati demikian, Zipse bilang, pabrikan juga harus berinovasi dengan menciptakan mesin bakar konvensional yang efisien dan lebih ramah lingkungan.

Perusahaan juga perlu menata manajemen bahan baku agar produksi mereka menjadi lebih efisien untuk menekan harga. Salah satu opsi yang bisa dilakukan adalah dengan menggencarkan program daur ulang.

"Berapa banyak energi yang dibutuhkan dan gunakan, dan sirkularitas itu penting demi alasan lingkungan, juga untuk alasan ekonomi," kata dia.

Baca juga: CEO BMW sebut kekurangan semikonduktor masih berlanjut hingga 2023

Baca juga: BMW luncurkan New BMW 320i Sport di IIMS 2022

Baca juga: Survei BMW ungkap mayoritas responden pilih EV karena isu lingkungan
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022