Jakarta (ANTARA) - PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk mencatatkan pertumbuhan penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau BNI Kriya sebesar delapan persen pada Februari 2022 untuk mendukung pemulihan sektor properti.

"Tren pertumbuhan kredit properti pada kuartal I 2022 cenderung meningkat, khususnya KPR BNI Griya, di mana per Februari 2022 mencapai Rp49,8 triliun, tumbuh di atas 8 persen (yoy)," ungkap Direktur Bisnis Konsumer BNI Corina Leyla Karnalies dalam pernyataan di Jakarta, Minggu.

Corina menjelaskan pertumbuhan KPR pada dua bulan pertama tahun ini telah meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Realisasi ini juga melampaui pertumbuhan KPR sepanjang 2021 yang tumbuh 7,7 persen (yoy) mencapai Rp49,6 triliun.

Dengan perbaikan sektor properti dan perekonomian tahun ini, perseroan siap untuk mencapai target kredit secara total 7-10 persen (yoy), salah satunya melalui berbagai penawaran menarik kepada para calon debitur BNI Griya.

Baca juga: BNI genjot penyaluran KPR bagi milenial

"Program BNI Griya yang ditawarkan antara lain suku bunga mulai 3,4 persen fixed 2 tahun pertama, cicilan ringan dengan opsi bayar bunga saja hingga 2 tahun pertama, serta kemudahan pengajuan KPR secara online dengan eForm BNI Griya yang dapat diakses melalui website BNI, BNI mobile banking atau ketik http://bit.ly/eFormBNIGriya," kata Corina.

Sebelumnya BNI juga menyelenggarakan BNI Griya Expo Online pada 2020 yang merupakan pameran properti virtual pertama di Indonesia. 

"Selanjutnya nantikan berbagai kejutan dari BNI Griya dalam waktu dekat ini melalui program-program dan expo offline maupun online serta channel digital lainnya," tutur Corina.

Baca juga: BNI gelar pameran perumahan internasional

Sementara itu BNI juga menyalurkan fasilitas pembiayaan proyek pembangunan pabrik Katalis Merah Putih dengan maksimum Rp257,9 miliar. Fasilitas ini terdiri atas kredit investasi, modal kerja, serta pemberian plafon LC/SKBDN, GB, dan SBLC.

Pembiayaan itu merupakan bentuk kontribusi BNI dalam menyediakan one stop banking solution terhadap greenfield project yang dapat memberikan dampak baik secara bisnis maupun lingkungan.

PT Katalis Sinergi Indonesia merupakan perusahaan patungan antara PT Pertamina (Persero) melalui anak usaha Subholding Commercial and Trading Pertamina, PT Pertamina Lubricants, PT Pupuk Indonesia (Persero) melalui anak usaha PT Pupuk Kujang, serta Institut Teknologi Bandung (ITB) dan inovasi startup.

BNI berperan memberikan pembiayaan dan solusi perbankan untuk keperluan pembangunan pabrik Katalis Merah Putih, yang merupakan produsen katalis pertama dari Indonesia. Proyek ini merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2020.

Proyek ini telah tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, akan memproduksi katalis-katalis yang sepenuhnya dikembangkan dan dipatenkan secara mandiri di dalam negeri.

Pemimpin Divisi Bisnis Korporasi 3 BNI Rudy Sihombing menyatakan dukungannya terhadap pembiayaan atas proyek pembangunan Pabrik Katalis Merah Putih, atau merupakan ekspansi kredit berwawasan lingkungan pertama BNI pada 2022.

BNI akan berkontribusi kepada penambahan green portfolio perusahaan serta wujud pembuktian BNI sebagai salah satu Bank yang menjadi motor penggerak pelaksana keuangan berkelanjutan di Indonesia.

"Dengan pembangunan pabrik ini diharapkan mampu mengurangi ketergantungan impor katalis secara signifikan, mempercepat lahirnya inovasi produk dan teknologi baru, membangun daya saing industri dalam negeri sekaligus meningkatkan kemandirian dan ketahanan energi bangsa Indonesia," ujar dia.

Baca juga: BNI kembangkan pabrik katalis Merah Putih, dukung "go green"

Pewarta: Satyagraha
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022