Jakarta (ANTARA) - Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan dr. Imran Agus Nurali, Sp.KO mengajak agar seluruh pihak, termasuk masyarakat, dapat menjadi penggerak dalam rangka meningkatkan capaian cakupan imunisasi.

Selain unsur pentahelix yang mencakup pemerintah, pihak swasta, akademisi, organisasi kemasyarakatan, dan media, Imran mengatakan pihaknya mengembangkan pendekatan yang menyasar pada kelompok ibu hamil dan ibu dengan bayi atau balita.

Pendekatan tersebut, lanjut Imran, mengadaptasi konsep dengan slogan "Aku tahu, Aku mau, dan Aku mampu" yang sebelumnya telah digunakan untuk mempromosikan berbagai program kesehatan lainnya.

Untuk konsep "Aku tahu", kata Imran, berarti mendorong agar kelompok sasaran menggali dan memperbanyak informasi serta pengetahuan yang berasal dari sumber terpercaya, seperti akademisi dan ilmuwan.

"Dalam survei kami mengenai sumber informasi, para akademisi dan ilmuwan itu yang paling dipercaya masyarakat. Tinggal nanti ditingkatkan keterpaparannya," ujar Imran dalam konferensi pers Pekan Imunisasi Dunia di Jakarta, Senin.

Setelah memiliki kesadaran mengenai pengetahuan, selanjutnya kelompok sasaran akan diarahkan untuk mengimplementasikan konsep "Aku mau" yang berarti merujuk pada tingkatan aksi dalam mengakses layanan kesehatan di sekitar tempat tinggal.

"Konsep 'Aku tahu, Aku mau', itu adalah konsep yang harus membutuhkan, bukan sesuatu yang diberikan atau dipaksa. Kalau membutuhkan, dia pasti akan mencari akses untuk ke Posyandu, mau mendapatkan imunisasi," kata Imran.

Konsep terakhir, yaitu "Aku mampu", bertujuan agar kelompok sasaran dapat memiliki kemampuan dalam mengajak orang-orang terdekat agar mau datang ke Posyandu untuk melengkapi imunisasi anak-anaknya.

Menurut catatan Kementerian Kesehatan dan UNICEF, sebanyak 84 persen dari fasilitas pelayanan kesehatan imunisasi anak di Indonesia terdampak COVID-19.

Imran mengatakan bahwa kondisi tersebut berdampak pada cakupan imunisasi dasar. Menurut data Kemenkes, capaian imunisasi dasar lengkap baru mencapai 58,4 persen dari target 79,1 persen per Oktober 2021.

Imran menambahkan pihaknya juga sempat melakukan kunjungan ke beberapa posyandu dan mendapati banyak posyandu yang melakukan modifikasi pelayanan seperti melalui daring atau membatasi jumlah kunjungan untuk menghindari kerumunan selama pandemi.

"Mudah-mudahan kalau pandemi sudah turun, posyandu kita bisa aktif lagi makin banyak dan imunisasi dasar lengkap menjadi dapat meningkatkan capaian cakupannya," katanya.

Baca juga: Capaian imunisasi dasar 2020 terendah dalam dekade terakhir

Baca juga: Pemerintah jalankan tiga strategi BIAN kejar cakupan imunisasi

Baca juga: Orang tua diminta kejar imunisasi anak yang tertinggal

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022